BMKG Ajak Indonesia Waspadai Risiko Gempa Megathrust Nankai dari Jepang
Analisa sistem Tunjaman Nankai yang menimbulkan gempa 7,1 magnitudo - tsunami 31 centimeter--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap potensi dampak gempa besar yang mungkin berasal dari Megathrust Nankai, yang terletak di timur lepas pantai Pulau Kyushu, Shikoku, dan Kinki di Jepang Selatan.
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Megathrust Nankai dikenal sebagai zona seismic gap—area dengan potensi gempa besar namun belum mengalami aktivitas signifikan dalam waktu lama sebagaimana dikutip jambiekspres.co dari Antara.
Daryono menjelaskan bahwa saat ini zona ini tengah mengalami akumulasi stres geologi yang bisa memicu gempa besar di masa depan.
BACA JUGA:BMKG Perkirakan Hujan Ringan di Sebagian Besar Wilayah Indonesia
BACA JUGA:Kemarau Berkelanjutan Jadi Ancaman Bagi Petani di Sarolangun
Data historis menunjukkan bahwa zona ini pernah mengalami serangkaian gempa hebat dan tsunami, termasuk Gempa Hakuho Nankai-Tsunami (684), Gempa Hoei (1707), dan Gempa Nankaido (1946).
Megathrust Nankai berpotensi menghasilkan gempa dengan kekuatan mencapai 9,1 magnitudo jika semua segmen patahan bergerak bersamaan.
Peringatan pasca-gempa Miyazaki 7,1 magnitudo yang terjadi pada 8 Agustus 2024 meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan gempa besar berikutnya di zona ini.
BACA JUGA:Aktivitas Gunung Semeru Masih Didominasi Gempa Letusan
BACA JUGA:Ada Kemunculan Gempa Tremor, Ini Kondisi Terkini Gunung Kerinci Versi PVMBG
BMKG mengingatkan bahwa meskipun dampak gempa besar di Megathrust Nankai bisa memicu tsunami yang menjalar hingga Indonesia, efeknya terhadap lempeng tektonik Indonesia diperkirakan berskala lokal hingga regional.
BMKG telah memperkuat sistem monitoring dan peringatan dini dengan InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) untuk memantau aktivitas gempa dan tsunami secara real-time.
Upaya mitigasi terus dilakukan melalui edukasi, pelatihan, dan simulasi bencana kepada pemerintah daerah, masyarakat, serta pelaku usaha terkait.
BACA JUGA:Sebelum Erupsi, Tak Ada Aktivitas Kegempaan yang Signifikan
BACA JUGA:BMKG Peringatkan Risiko Hujan Sedang hingga Lebat di Beberapa Wilayah
"Melalui berbagai langkah mitigasi ini, kami berharap dapat mengurangi risiko dampak bencana dan mencapai target zero victim," ujar Daryono. (*)