Risiko Mpox di Eropa Rendah, Namun Kasus Impor Diperkirakan Meningkat
Ilustrasi virus Mpox. ANTARA/Anadolu/PY --
BRUSSELS, JAMBIEKSPRES.CO-Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengungkapkan pada Rabu (21/8) bahwa meskipun risiko Mpox di Eropa tergolong rendah, kemungkinan peningkatan kasus impor dari luar negeri tetap ada.
Dalam seminar daring, pakar ECDC Orlando Cenciarelli sebagaimana dikutip jambiekspres.co dari Antara menyebutkan bahwa risiko Mpox untuk penduduk Eropa saat ini sangat rendah.
Meski demikian, Cenciarelli menekankan bahwa individu yang pernah berhubungan dengan pasien Mpox harus tetap waspada, terutama mereka yang memiliki kondisi medis lain atau sistem kekebalan tubuh yang lemah, yang mungkin mengalami bentuk penyakit yang lebih serius.
BACA JUGA:WHO Rekomendasikan Vaksinasi Terarah untuk Cegah Penyebaran Mpox
BACA JUGA:WHO Eropa Waspadai Penyebaran Mpox, Serukan Peningkatan Pengawasan di Negara-Negara Anggota
Cenciarelli juga memperingatkan tentang kemungkinan peningkatan kasus impor setelah ditemukannya satu kasus di Swedia pada 15 Agustus.
Dia menekankan pentingnya persiapan negara-negara Eropa untuk menghadapi kasus-kasus tersebut dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
Vaksinasi hanya direkomendasikan untuk individu yang berisiko tinggi, seperti mereka yang menderita penyakit parah atau bepergian ke daerah dengan risiko penularan tinggi, dan harus berdasarkan penilaian risiko masing-masing.
Pejabat WHO, Marc-Alain Widdowson, yang juga hadir dalam seminar tersebut, melaporkan bahwa pada musim panas 2022, Eropa mencatat total 27 ribu kasus Mpox dan 10 kematian.
BACA JUGA:Manfaat Kesehatan Buah Apel, Pilih Apel Rockit untuk Kesehatan Optimal
BACA JUGA:Cara Mengurangi Konsumsi Makanan dan Minuman Manis pada Anak
WHO percaya bahwa Eropa dapat melindungi diri dari virus ini.
Minggu lalu, WHO dan Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit Afrika menyatakan Mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat internasional.
Data terbaru dari CDC Afrika menunjukkan bahwa 17.541 kasus Mpox dan 517 kematian telah dilaporkan di 13 negara Afrika.
Republik Demokratik Kongo (RDK) merupakan pusat wabah saat ini, dengan 96 persen dari semua kasus dan 97 persen dari kematian dilaporkan pada tahun 2024.
Kongo melaporkan 16.700 kasus Mpox, termasuk lebih dari 570 kematian.
Afrika Selatan mencatat 24 kasus terkonfirmasi dan tiga kematian, sementara Kamerun melaporkan lima kasus terkonfirmasi dan dua kematian.
BACA JUGA:Meski Terlihat Sehat, Perokok Masih Rentan Terhadap Penyakit Serius
BACA JUGA:Galon Polikarbonat Apakah Aman Digunakan? Ini Penjelasan Pakar Kesehatan
Negara-negara lain seperti Burundi, Nigeria, Liberia, Rwanda, Pantai Gading, Uganda, dan Kenya juga melaporkan kasus Mpox dengan jumlah yang bervariasi. (*)