Cegah Faktor Risiko Perkembangan Jantung Janin di Trimester Pertama

Ilustrasi - Janin dalam kandungan.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Ahli kardiologi anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, dr. Sarah Rafika Nursyirwan Sp.A(K), mengungkapkan beberapa langkah pencegahan yang penting untuk mengurangi risiko gangguan perkembangan jantung janin pada trimester pertama kehamilan.

Menurut dr. Sarah, salah satu faktor yang harus diwaspadai adalah penggunaan retinoid acid, yang sering digunakan dalam obat jerawat dan dapat mempengaruhi perkembangan jantung janin.

BACA JUGA:Pentingnya Imunisasi untuk Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan, Pencegahan Pneumonia yang Efektif

BACA JUGA:Transformasi Operasi Jantung, Bedah Minimal Invasif dan Keuntungannya

Ia juga menekankan pentingnya menghindari konsumsi alkohol dan paparan asap rokok, baik aktif maupun pasif.
"Paparan asap rokok, baik dari merokok sendiri atau paparan dari orang lain, harus dihindari selama trimester pertama. Selain itu, infeksi virus dan bakteri seperti toksoplasma, rubela, dan cytomegalovirus juga dapat berdampak negatif pada perkembangan jantung janin," ujar dr. Sarah dalam diskusi daring sebagaimana dikutip jambiekspres.co dari Antara
Pada trimester pertama, pembentukan jantung janin sudah mulai berlangsung, sehingga periode ini sangat krusial untuk menjaga kesehatan janin.

Dr. Sarah menambahkan, ibu hamil dengan riwayat epilepsi harus berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti captopril, yang bisa mempengaruhi perkembangan jantung janin.

BACA JUGA:Katanya Jantung Pisang Bisa Digunakan untuk Menurunkan Kolesterol, Benarkah Demikian?

BACA JUGA:Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Dimulai Sejak Usia 35-40 Tahun ke Atas
Nutrisi juga berperan penting dalam mendukung kesehatan jantung bayi selama kehamilan. Ibu hamil harus memastikan asupan mikronutrien dan makronutrien yang cukup.

Kondisi seperti diabetes melitus pada ibu hamil dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan besar atau mengalami kelainan jantung dari ringan hingga berat, seperti transposisi arteri atau hipertrofi kardiomiopati.
“Riwayat genetik juga penting untuk diperhatikan. Jika ada riwayat penyakit jantung bawaan (PJB) pada anak pertama atau ibu, risiko PJB pada anak berikutnya bisa meningkat hingga 10-15 persen,” tambah dr. Sarah.
Untuk mendeteksi kemungkinan masalah pada jantung janin, dr. Sarah menyarankan ibu hamil melakukan kontrol kehamilan secara rutin dengan dokter spesialis obgyn dan melakukan USG jantung dengan dokter jantung anak jika ada kecurigaan atau faktor risiko.

BACA JUGA:Pentingnya Asesmen Medis Sebelum Terbang Bagi Penyintas Operasi Jantung

BACA JUGA:Kriteria Penyakit Jantung yang Memerlukan Pemasangan Ring, Ini Saran Dokter Spesialis Jantung

Idealnya, USG fetal ekokardiografi dilakukan pada usia kehamilan 18-22 minggu, ketika jantung janin sudah terlihat jelas untuk dianalisis. (*)

Tag
Share