Memahami Metastasis Kanker Payudara Her2-Low, Apa yang Perlu Diketahui

Ilustrasi pita kanker payudara. (ANTARA/Pexels) --

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO–Dalam diskusi mendalam mengenai kanker payudara, Prof. Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, seorang dokter spesialis penyakit dalam konsultan hemato-onkologi medik dari Universitas Indonesia, menjelaskan tentang istilah yang masih asing di telinga banyak orang: metastasis HER2-Low.

Menurutnya, sekitar 60 persen pasien kanker payudara yang terdiagnosis adalah HER2-Negatif dengan kadar HER2 rendah, sebuah kondisi yang sering kali kurang dipahami.
“Pemahaman mengenai metastasis kanker payudara HER2-Low di Indonesia masih minim. Penting untuk dicatat bahwa status HER2 berbeda dari status hormonal; individu dengan kadar HER2 rendah dapat memiliki status hormonal yang positif,” terang Ikhwan saat memberikan penjelasan dalam gelar wicara tentang kanker payudara sebagaimana dikutip jambiekspres.co dari Antara.

BACA JUGA:Komunitas Lovepink Tingkatkan Kesadaran Kanker Payudara Her2-Low

BACA JUGA:AstraZeneca Kembangkan Pengobatan untuk Mendukung Pejuang Kanker Payudara
HER2-Low terdeteksi melalui pemeriksaan imunohistokimia (IHK) pada sampel biopsi sel kanker.

Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar protein HER2 dengan skor IHK 1+ atau 2+.

Kanker payudara dengan karakteristik ini seringkali muncul pada stadium awal dan memiliki kecenderungan untuk menyebar dengan cepat.

Oleh karena itu, pengobatan yang cepat dan tepat menjadi krusial untuk menghindari penyebaran lebih lanjut.
“Pasien kanker payudara HER2-Low memiliki opsi perawatan yang dapat membantu memperlambat perkembangan kanker. Dengan pengobatan yang tepat, kita dapat mengurangi gejala yang dialami, meningkatkan kenyamanan, serta kualitas hidup pasien. Bahkan, ada kemungkinan untuk memperpanjang masa bebas penyakit hingga dua kali lipat,” lanjutnya.
Metode pengobatan yang umum digunakan termasuk terapi antibodi target trastuzumab dan obat kemoterapi Deruxtecan.

BACA JUGA:Pentingnya Dukungan Emosional bagi Penderita Kanker Payudara

BACA JUGA:Mahasiswa UGM Teliti Potensi Biji Salak dan Kulit Jeruk Pamelo sebagai Obat Kanker Serviks

“Obat-obatan ini bekerja dengan cara menempel pada protein HER2 di sel kanker, sehingga kemoterapi dapat lebih efektif dalam menyerang sel-sel kanker tersebut,” jelas Ikhwan.
Dia juga menyoroti bahwa sel kanker sering kali menyebar ke organ-organ dengan banyak pembuluh darah, seperti tulang, paru-paru, dan hati.

Beberapa faktor risiko yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker termasuk ketidakseimbangan hormonal, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, konsumsi alkohol, dan kebiasaan merokok.

Selain itu, usia dan faktor genetik juga memainkan peran penting dalam pengembangan kanker.
Mengidentifikasi gejala kanker payudara sejak dini sangatlah penting.

Tanda-tanda yang perlu diperhatikan meliputi munculnya benjolan di payudara, keluarnya cairan dari puting susu yang tidak normal, perubahan bentuk atau ukuran payudara, penebalan kulit, dan nyeri yang tidak wajar.

BACA JUGA:Kehadiran Kelompok Bantu Pertahankan Kualitas Hidup Anak dengan Kanker

Tag
Share