Bengkel Apresiasi Sastra Pembuatan Film Pendek
Suhardianto--
Oleh: Suhardianto
BENGKEL secara umum berfungsi sebagai tempat untuk membetulkan, memperbaiki, dan merawat kendaraan bermotor agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan. Orang yang bekerja di bengkel bisa disebut mekanik. Seorang mekanik melakukan pekerjaannya melayani jasa perbaikan dan perawatan kendaraan.
Dalam tulisan ini, saya tidak akan membicarakan bengkel pada umumnya. Melalui tulisan ini, saya akan berbicara tentang kegiatan bengkel apresiasi sastra dengan tema Pembuatan Film Pendek bagi Siswa SMA yang dilaksanakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Jambi di Hotel Rumah Kito dan diikuti oleh 40 siswa dari delapan sekolah yang ada di Kota Jambi. Pada kegiatan ini, siswa dibekali pengentahuan tentang proses produksi film pendek, mulai dari pembuatan skenario, pengambilan gambar atau video, proses pengeditan hingga film tersebut layak ditonton.
Secara garis besar, kegiatan ini sangat penting bagi para siswa yang hadir karena mereka bisa belajar tentang nilai-nilai kehidupan. Di samping itu, kegiatan ini juga dapat meningkatkan minat dan bakat siswa terhadap sastra di Indonesia yang kemudian diangkat ke dalam sebuah film.
Pada saat kegiatan dimulai, para peserta terlihat masih bingung mengenai manajemen sebuah produksi film yang baik. Mereka juga belum memahami tentang adanya praproduksi, produksi, pascaproduksi, dan kehadiran naskah dalam film. Beberapa pertanyaan yang kemudian muncul adalah apa yang terlebih dahulu harus disiapkan sebelum proses pengambilan gambar dilakukan? Taufik Hidayat Rusty, S.Sn. dan Suhardianto, M.Pd. selaku narasumber pada kegiatan tersebut menjelaskan bahwa perlu adanya kajian atau riset apabila para siswa ingin terjun lebih jauh ke dalam film. Kedua narasumber juga mengharapkan bahwa semua peserta bisa mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan yang telah mereka peroleh selama mengikuti kegiatan di sekolah-sekolah mereka.
Hal menarik yang kemudian muncul adalah pada saat sesi diskusi setelah pemaparan materi. Para peserta sangat aktif bertanya tentang segala hal terkait film. Hal itu menunjukkan bahwa mereka tampak sangat tertarik dengan film, baik hal-hal terkait teknis maupun nonteknis. Para narasumber juga memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik kepada para peserta agar mereka merasa terpacu untuk ingin tahu lebih banyak tentang film.
Faktor yang membuat kegiatan ini terasa sangat bagus adalah tentang keluarannya. Jika kita lihat pada kegiatan-kegiatan lain yang dilaksanakan oleh beragam instansi maupun lembaga tertentu, materi dan target yang disampaikan oleh para narasumber akan berhenti pada saat kegiatan berlangsung. Namun dalam kegiatan ini, proses pelatihan pembuatan film pendek akan terus berlanjut hingga dua bulan ke depan. Para peserta akan terus dipantau dan dibimbing melalui grub whatsapp dan tidak menutup kemungkinan dilakukan pembimbingan secara langsung.
Hasil dari kegiatan ini adalah bahwa nantinya setiap kelompok diminta untuk menghasilkan sebuah film pendek untuk kemudian dibedah selama satu bulan. Hal itu merupakan salah satu tindak lanjut yang dilakukan oleh panitia penyelenggara terhadap para peserta. Dalam menjalani proses tersebut, para peserta akan dipantau dan dibimbing oleh kedua narasumber agar mereka bisa menghasilkan film pendek yang maksimal dan sesuai dengan tema serta tujuan yang ingin dicapai oleh penyelenggara kegiatan.
Setelah film selesai diproduksi, 40 orang siswa tersebut diundang kembali ke Kantor Bahasa Provinsi Jambi untuk mengikuti sesi verifikasi (screening) terkait film pendek yang telah mereka buat yang disertai dengan sesi diskusi. Semua film pendek dari para peserta tersebut ditonton, dibedah, dan diulas secara bersama-sama. Siapapun berhak memberikan pendapat, masukan, dan kritikan terhadap film pendek yang mereka tonton. Tentu saja, sebagai salah satu momen langka yang sangat jarang terjadi, proses tersebut sangatlah luar biasa. Selain itu, proses yang dilakukan tersebut juga bisa ditiru oleh instansi atau lembaga lain apabila ingin melaksanakan kegiatan serupa, misalnya adanya kegiatan festival film, FLS2N cabang film pendek, dan lain sebagainya.
Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari tersebut terasa sangat singkat. Pengetahuan dan pemahaman para peserta terhadap film pendek belumlah banyak. Barangkali banyak di antara mereka yang suka dengan film, tetapi mereka tidak paham bagaimana proses sebuah film tersebut dilakukan. Tingginya animo dan perhatian para peserta terhadap kegiatan telah menyadarkan kita tentang pentingnya memberikan kesempatan kepada para generasi muda terutama siswa-siswa di sekolah lanjutan atas untuk dapat menambah pengetahuan mereka sekaligus meningkatkan pengetahuan mereka tentang dunia sinematografi. Selain itu, melalui kegiatan tersebut, diharapkan para peserta memiliki minat terhadap film pendek sehingga kelak apresiasi mereka terhadap film bisa meningkat.
Semoga Kantor Bahasa Provinsi Jambi senantiasa akan memberi kesempatan kembali kepada generasi muda Jambi lainnya untuk bisa ikut dalam program-program bengkel apresiasi sastra khususnya film pendek agar suatu saat nanti Provinsi Jambi memiliki talenta-talenta yang luar biasa dalam dunia perfilman, tidak saja secara regional dan nasional, tetapi juga global. *
Biodata Penulis
Suhardianto. Lahir 26 September. Seorang freelancer videografer dan fotografer. Bisa dihubungi melalui posel [email protected].