Pengamat Sebut Politik Akomodatif Masih Bayangi Kabinet Prabowo-Gibran
residen Terpilih Prabowo Subianto gelar jumpa pers selepas menerima 49 calon menteri, calon wakil menteri, dan calon kepala badan untuk pemerintahannya ke depan di kediaman--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Prof. Asrinaldi, akademikus dan pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand), menyatakan bahwa tokoh-tokoh yang dipanggil oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk mengisi kabinet pemerintahan cenderung mencerminkan politik akomodatif.
Menurutnya, jumlah kalangan profesional dalam daftar calon menteri tersebut masih tergolong sedikit.
BACA JUGA:Ngaku Diberi Tugas Benahi Sistem Pilkada Oleh Prabowo
BACA JUGA:Anis Matta dan Arrmanatha Christiawan Ditunjuk Wakil Menteri Luar Negeri oleh Prabowo Subianto
Asrinaldi menjelaskan bahwa banyak nama yang dipanggil memiliki afiliasi dengan partai politik, sehingga cita-cita membangun kabinet zaken (menteri dari kalangan ahli) tampaknya belum terwujud.
Dia mencatat bahwa meskipun ada beberapa nama profesional seperti Sri Mulyani, jumlahnya tetap terbatas.
Dia juga menyoroti bahwa rombongan yang diundang oleh Prabowo lebih banyak berasal dari kalangan politisi dan bukan dari latar belakang profesional yang seharusnya mengisi kabinet tanpa afiliasi politik.
BACA JUGA:Jelang Pelantikan, Ini Visi dan 8 Misi Astacita Prabowo-Gibran untuk Indonesia Emas 2045
BACA JUGA:Prabowo Tawarkan Abdul Mu'ti untuk Pimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Pada Senin (14/10), Prabowo mengundang 49 tokoh, termasuk politisi, akademisi, dan menteri era Presiden Joko Widodo, untuk membahas posisi-posisi di kabinet yang telah dipersiapkan. (*)