Spekulasi Duet Ahmadi dan Fery Mencuat Maju di Pilwako Sungai Penuh
Bacawako Sungai Penuh Ahmadi Zubir saat mendaptar di DPD PKS Sungai Penuh.--
SUNGAI PENUH, JAMBIEKSPRES.CO-Antusiasme terkait Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Sungai Penuh semakin meningkat seiring dengan belum adanya kepastian pasangan calon yang akan maju dan mendapat rekomendasi dari partai politik untuk mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tak terkecuali, spekulasi muncul tentang kemungkinan pasangan antara Ahmadi Zubir dan Fery Satria. Bahkan, sejumlah momen mesra antara Wali Kota Sungai Penuh, Ahmadi Zubir, dan Fery Satria, anggota aktif DPRD Sungai Penuh, telah menjadi sorotan.
Pertama, terlihat keduanya berdekatan dalam acara takziah ke rumah almarhum orang tua Sekretaris Daerah Sungai Penuh, Alpian. Selanjutnya, saat Ahmadi Zubir memimpin peninjauan harga pangan menjelang Hari Raya Idul Adha di pasar Tanjung Bajure pada Kamis (13/6) kemarin, Fery Satria juga turut hadir.
Fery Satria, ketika dikonfirmasi oleh Jambi Ekspres, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada kepastian mengenai pasangannya dalam Pilwako. Namun, dia menegaskan kesiapannya untuk mengikuti arahan partai, khususnya PKS.
BACA JUGA:Jagain Jodoh Orang Viral
BACA JUGA:Pemda Kurang Tanggap Selesaikan Laporan Ombudsman
"Pada dasarnya, saya siap mendukung keputusan PKS. Jika diminta untuk berpasangan dengan Ahmadi Zubir, saya akan patuh," ujarnya.
Kumaini, seorang pemerhati politik di Provinsi Jambi, menambahkan bahwa dalam kondisi politik, incumbents selalu memiliki keunggulan. Namun, keputusan Ahmadi Zubir untuk memilih Fery Satria sebagai pasangan dapat menjadi langkah strategis mengingat latar belakang politik Fery di Sungai Penuh.
"Fery Satria berasal dari kelompok 3 Dusun, yang merupakan barometer politik Kota Sungai Penuh. Jika tidak ada kandidat lain dari kelompok tersebut, langkah Ahmadi untuk memilih Fery sebagai pasangan bisa menjadi keputusan yang tepat," katanya.
Meski demikian, Kumaini menekankan bahwa hasil Pilwako Sungai Penuh akan sangat dipengaruhi oleh dinamika politik yang berkembang di lapangan, terutama dalam hal jumlah dan profil pasangan calon yang akan bertarung. (*)