Sementara itu, Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman Andy Budiman yang juga sebagai Kepala Desk Pilkada PSI mengaku sudah meminta seluruh jajaran untuk menyalakan mesin partai untuk pemenangan di Pilkada.
BACA JUGA:PKS Pilih Pasangan Haris-Sani Maju di Pilgub Jambi, Sudah Kantongi 20 Kursi Dukungan
BACA JUGA:Amankan Dukungan Golkar di Pilgub Jambi, Romi-Saniatul Sowan ke Airlangga Hartarto
"Kepada seluruh struktur partai tingkat DPW maupun DPD kami instruksikan untuk segera menyalakan mesin partai, turun ke basis basis kandidat yang akan didukung oleh PSI," ujarnya.
Andy juga beharap agar seluruh calon kepala daerah yang sudah diberikan surat rekomendasi oleh PSI agar memegang teguh nilai-nilai PSI.
"Kepada mereka kelak jika sudah terpilih kami ingin menitipkan harapan keinginan agar mereka memperjuangkan apa yg menjadi nilai bagi psi dan juga menyejahterakan dan membahagiakan kepada masyarakat," katanya.
Disisi lain, dukungan PSI dinilai memberi tanda bahwa jiwa merakyat Jokowi melekat dalam darah juang pasangan Romi-Saniatul.
Penilaian ini disampaikan pengamat Politik Jambi Dr. Noviardi Ferzi ketika diminta tanggapannya akan penyerahan rekomendasi dukungan.
BACA JUGA:Kaesang Berpeluang Dampingi Ahmad Luthfi di Pilgub Jateng
BACA JUGA:Golkar Siapkan Jusuf Hamka Pendamping Kaesang Pilkada Jakarta
"Ini bukan soal kalkulasi berapa dukungan yang diperoleh ya, tapi pada makna jiwa merakyat pak Jokowi menyertai perjuangan Romi Saniatul," ungkapnya.
Sejak pemilu 2024 kemarin menurut Noviardi masyarakat Indonesia mengasosiasikan PSI sebagai partainya Jokowi.
Kesimpulan ini lumrah, karena Partai Milenial itu dipimpin Kaesang Pangarep putra kandung Jokowi.
Ketika ditanya dampak dukungan tersebut pada peningkatan elektoral pasangan Romi - Saniatul, Noviardi mengatakan hal itu sebuah keniscayaan, karena Jokowi sebagai Presiden dan tokoh politik memiliki pengikut yang besar dan diikuti langkah politiknya.
Hal ini menurutnya dimungkinkan karena dalam era politik persepsi seperti pilkada dukungan tokoh kunci memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk tingkat penerimaan (akseptabilitas) dan keterpilihan (elektabilitas) seorang calon.
BACA JUGA:Kaesang Berpeluang Besar di Pilkada Jateng Dibandingkan Jakarta