JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di kota Jambi belum menunjukkan tren peningkatan, meski saat ini kualitas udara dalam kategori sedang di tengah musim kemarau.
Namun, upaya perlindungan dan pencegahan risiko ISPA harus diperkuat, mengingat polusi udara masih bisa saja mengancam akibat Kebakaran Hutan dan Lahan.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jambi, dr Rini Kartika mengatakan, berdasarkan catatan dinas kesehatan, kasus ISPA di kota Jambi berkisar 5.000 hingga 6.000 kasus setiap bulannya.
"Sampai saat ini belum ada tren peningkatan, artinya jika ditarik data dari Januari hingga Juli 2024, dengan kisaran 5.000 kasus setiap bulan, maka jika diakumulasikan kasus ISPA di kota Jambi mencapai 30.000-an kasus," kata dr Rini.
BACA JUGA:Satbrimob Musnahkan Dua Granat Temuan Warga
BACA JUGA:Sarolangun Siaga Karhutla, Namun Belum Ada Anggaran Khusus
Saat ditanya apakah kasus ISPA di kota Jambi akan meningkat seiring dengan masuknya musim kemarau?, secara teori, sebit Dia, hal itu bisa saja terjadi.
Namun, data belum menunjukkan terjadinya peningkatan hingga memasuki pertengahan Agustus 2024 ini.
"Secara teori bisa saja terjadi karena banyak debu, harus waspada. Banyak minum air putih, makan bergizi, dan banyak istirahat," jelasnya.
Penyebab ISPA bisa saja dikarenakan karena alergi, kuman maupun daya tahan tubuh yang mengalami penurunan.
"Perlu diketahui, ISPA ini salah satu penyakit yang paling banyak ditemukan kasusnya," pungkasnya. (*)