JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Wakil Ketua Komisi I DPR RI Teuku Riefky Harsya mengungkapkan bahwa pembebasan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens, yang disandera oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), dapat menjadi catatan penting dalam sejarah internasional mengenai kemampuan Indonesia menyelesaikan kasus penyanderaan.
"Kami dari Komisi I DPR RI menilai bahwa hal ini menciptakan catatan sejarah di kancah internasional, menunjukkan bahwa negara ini mampu menyelesaikan kasus penyanderaan warga negara asing dengan baik," ungkap Teuku Riefky dalam keterangan yang diterima di Jakarta.
BACA JUGA:Pilot Philip Bahagia Dapat Berkomunikasi dengan Keluarga
BACA JUGA:Susi Pudjiastuti Hargai Upaya Pembebasan Pilot Philip
Dia menekankan bahwa keberhasilan pembebasan Pilot Philip adalah hasil kerja keras berbagai pihak, termasuk aparat TNI-Polri, pemerintah pusat dan daerah, tokoh agama, tokoh adat, serta dukungan masyarakat setempat.
Secara khusus, Teuku Riefky juga memberikan apresiasi kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, yang berkontribusi signifikan dalam misi pembebasan ini.
"Kami berterima kasih atas upaya yang dilakukan dengan penuh kesabaran selama satu setengah tahun terakhir. Misi pembebasan Pilot Philip Mehrtens, warga negara Selandia Baru, akhirnya membuahkan hasil," tambahnya.
Sebelumnya, Kapten Philip Mark Mehrtens dibebaskan setelah disandera oleh OPM/KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak Februari 2023.
Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2024 AKBP Bayu Suseno melaporkan bahwa pilot tersebut berhasil dijemput oleh tim gabungan di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Kabupaten Nduga, dan langsung diterbangkan ke Mako Brimob Batalyon B di Timika.
BACA JUGA:Kapten Phillip Mark dari Susi Air Dilepaskan dari Sanderaan OPM
BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga Tingkatkan Stok BBM Menyambut MotoGP Lima Kali Lipat
Kepala Operasi Damai Cartenz 2024 Brigjen Polisi Faizal Ramadhani menjelaskan bahwa selama proses pembebasan, Satgas Operasi Damai Cartenz 2024 lebih mengedepankan pendekatan lembut dibandingkan tindakan keras.
"Kami fokus pada pendekatan melalui tokoh agama, gereja, adat, dan keluarga dekat dari Egianus Kogoya," kata Faizal dalam keterangannya di Jakarta. (*)