JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO- Ketua DPD HKTI Provinsi Jambi Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM mengatakaan stunting menjadi salah satu dari lima prioritas nasional dalam permasalahan di bidang kesehatan.
Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita.
Dalam hal ini SAH yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi ini menyatakan percepatan penurunan stunting merupakan salah satu program prioritas nasional sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo.
BACA JUGA:Kundapil Delapan, SAH Terus Perkuat Silaturahmi Aspirasi ke Daerah Pemilihan Provinsi Jambi
BACA JUGA:Provinsi Religius, SAH Ingin Banyak Desa Jadi Lumbung Santri di Jambi
Melalui Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, penurunan stunting ditargetkan sebesar 14 persen pada tahun 2024. Adapun pada tahun 2022, prevalensi stunting masih berada di angka 21,6 persen.
"Pentingnya meningkatkan kolaborasi yang melibatkan para pemangku kepentingan baik itu di kalangan dunia usaha dan dunia pendidikan dalam rangka perumusan program penanganan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem." ungkapnya di Jambi, Minggu (29/9) kemarin.
Saat ini menurutnya, Jambi mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam menangani stunting maupun kemiskinan ekstrem, tetapi kita jangan terus berpuas diri. Kita harus memacu lebih jauh, lebih cepat, lebih tinggi capaiannya, supaya Jambi dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap upaya kita untuk menangani stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem secara nasional.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, angka stunting di wilayah Jambi sebesar 13,5 persen.
BACA JUGA:Provinsi Religius, SAH Ingin Banyak Desa Jadi Lumbung Santri di Jambi
BACA JUGA:SAH Perjuangkan Perangkat Desa, Jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan
Terakhir SAH menjelaskan bahwa penurunan angka stunting tersebut bisa dipercepat melalui dukungan dunia usaha melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) serta pemberian bantuan berupa pelatihan kader Posyandu, penyediaan antropometri kit, dan pemberian makanan tambahan.
Selain itu, pelaksanaan program Bapak Asuh Anak Stunting juga berdampak terhadap penurunan angka stunting. (*)