ISTANBUL, JAMBIEKSPRES.CO- Otoritas Palestina menyambut positif seruan Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, untuk menghentikan ekspor senjata ke Israel di tengah meningkatnya serangan Israel di Gaza dan Lebanon.
Dalam pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut bahwa seruan Sanchez “selaras dengan hukum internasional dan resolusi legitimasi internasional, serta mendukung solusi dua negara dan prinsip-prinsip hak asasi manusia.”
Pada Jumat (11/10), Perdana Menteri Spanyol menyerukan komunitas internasional untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel, dengan menyatakan bahwa Spanyol telah menghentikan penjualan senjata ke Israel pada Oktober 2023.
BACA JUGA:Lebanon Minta WHO dan PBB cegah Israel Hancurkan Layanan Kesehatan
BACA JUGA:Tentara Israel Kantor TV Al Jazeera
Kementerian tersebut juga menyalahkan negara-negara yang memasok senjata kepada Israel karena turut mendorong kejahatan dan pelanggaran terhadap rakyat Palestina.
Mereka mendesak penandatangan Traktat Perdagangan Senjata untuk menghentikan penggunaan senjata oleh Israel yang melanggar hukum kemanusiaan internasional.
Menurut data dari Stockholm International Peace Research Institute, Amerika Serikat menyuplai 70,2 persen kebutuhan senjata konvensional Israel antara 2011 dan 2020, diikuti oleh Jerman dan Italia.
Sementara itu, ketegangan regional meningkat akibat serangan Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 42.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, setelah serangan Hamas tahun lalu.
BACA JUGA:Senator AS Akan Ajukan Legislasi Blokir Penjualan Senjata ke Israel
BACA JUGA:Blokade Israel Berpotensi Memicu Kelaparan di Gaza Akibat Penutupan Toko Roti
Serangan tersebut juga meluas ke Lebanon, di mana lebih dari 1.437 orang tewas sejak 23 September.
Meskipun ada peringatan internasional mengenai potensi perang regional, Israel terus melancarkan serangan, termasuk serangan darat di Lebanon selatan pada 1 Oktober. (*)