JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Presiden terpilih Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan enam ketua umum partai politik, di Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Pertemuan itu digelar di tengah proses pembekalan calon wakil menteri di kediaman Prabowo, di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Pertemuan yang digelar secara tertutup itu tidak dihadiri Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka. Keenam pimpinan parpol yang melakukan pertemuan dengan Prabowo itu yakni, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Pelaksana Tugas Harian (Plh) Presiden PKS Ahmad Heryawan.
BACA JUGA:Keterwakilan Perempuan dalam Kabinet Prabowo Diperkirakan < 20 Persen
BACA JUGA:Prabowo Dorong Anggota Kabinet untuk Bawa Indonesia Menjadi Super Power
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai, pertemuan Prabowo dengan enam pimpinan parpol tidak membicarakan nasib PDIP. Melainkan hanya ingin memfinalisasi susunan kabinet jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, pada Minggu (20/10).
"Pertemuan ketum parpol itu sepertinya ingin finalisasi soal komposisi menteri dan wamen. Tentu untuk menyingkronkan kesamaan kepentingan politik bersama," kata Adi, Jumat (18/10) kemarin.
Adi menyebut, Prabowo tidak seharusnya mengumpulkan ketum parpol untuk bertemu Megawati. Sebab, Presiden terpilih punya kekuasaan penuh untuk bisa bertemu dengan siapapun.
Mengingat memang, dikumpulkannya enam pimpinan parpol itu di tengah isu rencana pertemuan antara Prabowo dan Megawati. "Prabowo tak harus kumpulkan ketum partai jika hanya soal rencana pertemuan dengan mega. Prabowo presiden terpilih punya kekuasaan penuh untuk bertemua dengan siapapun," ucap Adi.
BACA JUGA:Puan Pastikan Pertemuan Prabowo dan Megawati Akan Terjadi
BACA JUGA:Prabowo Minta Calon Menteri Pahami Kondisi Global dengan Kokoh
Terkait belum terealisasinya pertemuan antara Prabowo dan Megawati, kata Adi, kondisi politiknya sangat rumit. Ia menilai, ada ketidakharmonisan antara Megawati dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pasca Pilpres 2024.
"Mungkin kondisi politiknya rumit, terutama hubungan Mega dengan Jokowi. Mungkin itu faktornya," ujar Adi.
Sementara, usai pertemuan dengan Prabowo di Kemhan, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan, ada dua hal yang dibahas dalam pertemuan yang melibatkan dirinya, Prabowo, dan para ketum parpol lain. Pertama, mereka kompak mengucapkan selamat ulang tahun ke-73 kepada Prabowo.
Kedua, mereka membahas beberapa hal terkait dengan kerja-kerja dan rencana yang akan dilakukan setelah Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada Minggu (20/10).