Jambi - Museum Siginjei menggelar seminar bertajuk Keramologika dengan tema "Museum Dikenal, Sejarah Dijaga, Budaya Lestari", pada Selasa, 22 Oktober 2024 di ruang Introduction museum siginjei. Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber ahli untuk mengkaji koleksi keramik museum, serta bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama mahasiswa, tentang nilai sejarah dan budaya yang terkandung dalam artefak-artefak museum.
Seminar ini dihadiri 70 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jambi. Para narasumber, seperti Nuraini yang merupakan sejarawan Jambi dan Yanyan Wiyanto dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Jambi, berbagi wawasan tentang pentingnya koleksi keramik sebagai sumber sejarah yang dapat membantu masyarakat memahami kebudayaan masa lalu. Selain itu, para ahli juga mendorong peran generasi muda dalam upaya pelestarian budaya melalui artefak sejarah.
Kepala Museum Siginjei, Ervin Aprianti, menyatakan bahwa seminar ini merupakan salah satu bentuk komitmen museum dalam mempromosikan kekayaan sejarah dan budaya kepada masyarakat luas. "Kami berharap, melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat lebih menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya. Museum berperan penting sebagai lembaga yang merawat dan melestarikan sejarah bangsa," ujar Ervin.
Acara ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat peran museum sebagai pusat edukasi budaya dan sejarah, serta meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya kalangan muda, terhadap pentingnya menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya melalui artefak-artefak yang ada.
Pada sesi diskusi, pemateri memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya, menciptakan suasana interaktif dan dinamis dalam seminar. Antusiasme peserta terlihat saat beberapa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jambi aktif mengajukan pertanyaan terkait materi yang disampaikan. Sebagai bentuk apresiasi, pemateri melalui panitia menyediakan doorprize menarik bagi peserta yang berpartisipasi dalam sesi tanya jawab, menambah semangat para peserta untuk terlibat secara aktif dalam diskusi. (*)