JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Gejala wajah yang tampak tidak simetris sering kali membuat masyarakat bingung karena dapat menjadi tanda stroke atau bell's palsy.
Dokter Spesialis Saraf dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Dr. Sahar Aritonang, Sp.N., M.Si.Med., FINS, menjelaskan bahwa perbedaan utama antara keduanya terletak pada saraf yang terpengaruh.
“Bell's palsy disebabkan oleh gangguan pada saraf wajah ketujuh, yaitu saraf perifer yang hanya memengaruhi otot wajah, sehingga gejalanya biasanya terbatas pada area wajah,” kata Sahar dalam wawancara daring memperingati Hari Stroke Sedunia.
“Sementara pada stroke, selain saraf wajah ketujuh, sering ada keluhan tambahan seperti kelemahan anggota tubuh atau gangguan penglihatan,” jelasnya.
Sahar menambahkan bahwa bell's palsy biasanya mengakibatkan kelumpuhan total di satu sisi wajah, termasuk alis dan mata yang tidak bisa menutup dengan sempurna.
Sedangkan pada stroke, kelemahan umumnya terjadi di bagian bawah wajah, sehingga alis dan mata tetap berfungsi normal.
Ia juga menekankan pentingnya penanganan cepat untuk pasien stroke.
"Pada stroke non-hemorrhagic atau stroke akibat penyumbatan, terdapat 'golden time' atau waktu emas selama tiga setengah hingga empat jam pertama untuk memberikan obat trombolitik yang bisa menghancurkan gumpalan darah," ujarnya.
Penanganan segera sangat penting untuk meningkatkan peluang pemulihan maksimal pada kedua kondisi tersebut. (*)