JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Ketua Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi Sp.A(K), mengungkapkan langkah-langkah sederhana untuk mencegah pneumonia pada anak.
Dalam acara diskusi bertajuk "Cegah Pneumonia Menuju Indonesia Emas 2045" yang digelar di Jakarta, Prof. Hartono menyarankan untuk menjaga kebersihan kamar anak guna mencegah serangan pneumonia.
"Langkah paling sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki kebersihan kamar," ujar Prof. Hartono.
"Misalnya, hindari menumpuk barang seperti majalah dan buku di dalam kamar, karena debu yang ada di sana bisa menjadi tempat berkembang biaknya kuman penyebab pneumonia."
Selain debu, Prof. Hartono juga menyoroti pentingnya menjaga kebersihan dari tungau debu rumah.
Tungau yang sering ditemukan di bantal, kasur, dan boneka-boneka berbulu, dapat memicu reaksi alergi pada anak, yang pada gilirannya bisa memperburuk kondisi pneumonia.
"Tungau debu rumah ini penyebab alergi pada anak, jadi pastikan untuk membersihkan tempat tidur dan menjemur barang-barang tersebut setiap dua minggu agar siklus telur tungau bisa terputus," tambahnya.
Langkah lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan penyaring udara (filtrasi udara) di dalam rumah untuk menghindari paparan polusi udara, serta menghindarkan anak dari lingkungan dengan polusi udara yang tinggi.
Prof. Hartono juga mengingatkan pentingnya pemberian vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) kepada anak sesuai dengan rekomendasi dokter.
"Imunisasi akan memberikan perlindungan kepada anak sebelum mereka terpapar bakteri penyebab pneumonia. Setelah lahir, antibodi anak belum sepenuhnya terbentuk, sehingga vaksinasi sangat penting untuk melindungi mereka," jelasnya.
Pneumonia, atau paru-paru basah, merupakan kondisi peradangan pada jaringan paru-paru yang menyebabkan kantong udara (alveolus) terisi cairan, sehingga paru-paru tidak dapat berfungsi dengan baik.
Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, yang kadang-kadang dapat mengalahkan sistem kekebalan tubuh anak. (*)