Perjalanan Bayi Prematur Menuju Kemampuan untuk Minum

Rabu 20 Nov 2024 - 19:56 WIB
Reporter : Muhammad Akta
Editor : Muhammad Akta

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO–Dokter Anak lulusan Universitas Indonesia, Dr. dr. Luh K. Wahyuni, Sp.KFR, Subsp. Ped., menjelaskan bahwa bayi prematur menghadapi tantangan besar untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, termasuk kemampuan untuk minum.

Ia menyebutkan lima prasyarat utama yang harus dipenuhi sebelum bayi prematur bisa minum dengan baik:

"Pertama, bayi harus mampu menghisap. Kedua, ia harus bisa menelan. Ketiga, mampu melindungi jalan napas dari aspirasi. Keempat, harus bisa mengoordinasikan proses mengisap, menelan, dan bernapas. Kelima, memiliki ketahanan fisik (endurance) yang cukup," jelas Dr. Luh di RSIA Bunda, saat temu media memperingati World Prematurity Day dengan tema Loving The Little One, Giving Our Best For Premature Babies di Jakarta.

BACA JUGA:Pemberian ASI Donor pada Bayi Perlu Dipastikan Keamanannya

BACA JUGA:Perawatan Bayi Prematur Fokus pada Tantangan Neurologis dan Tumbuh Kembang Optimal

Namun, prematuritas sering memengaruhi perkembangan sistem tubuh bayi, termasuk regulasi minum, stabilitas fisiologis, kardiorespirasi, hingga kontrol gerakan.

Dr. Luh juga menjelaskan pentingnya peran empeng atau alat bantu lain dalam menstimulasi refleks menghisap pada bayi prematur.

"Gerakan menghisap bersifat refleks dan membutuhkan stimulus. Jika refleks ini tidak distimulasi sejak awal, bayi mungkin tidak akan mampu menghisap dengan baik," jelasnya.

Selain itu, penanganan bayi prematur di inkubator juga memiliki peranan penting, yakni membantu mengurangi stimulasi berlebih dari cahaya dan suara yang dapat mempengaruhi regulasi diri bayi.

"Regulasi minum, tidur, hingga stabilitas fisiologis sangat bergantung pada stimulasi yang diterima bayi, terutama di batang otak (brainstem)," ungkap Dr. Luh.

BACA JUGA:Ibu Muda Coba Akhiri Hidup Bersama Bayi di Ancol, Berhasil Diselamatkan

BACA JUGA:MIRIS! Jasad Bayi Permpuan Ditemukan di Tempat Sampah

Keterlambatan regulasi ini juga dapat berdampak pada kemampuan bicara bayi di masa depan. Dr. Luh menekankan bahwa perkembangan bicara membutuhkan koordinasi otot-otot mulut dan pemrosesan sensorik yang baik.

Penanganan bayi prematur menurut Dr. Luh membutuhkan kerja sama berbagai pihak, mulai dari menjaga fungsi pernapasan hingga membantu regulasi fisiologis, semua aspek ini berperan penting dalam mempersiapkan bayi menuju perkembangan yang lebih baik. (*)

Kategori :