JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO–Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati, mendukung penuh upaya pemerintah untuk segera memperbaiki infrastruktur sekolah-sekolah yang masih belum layak digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar.
Dukungan ini disampaikan Esti menyusul temuan langsung di lapangan terkait kondisi sejumlah sekolah di daerah yang masih memprihatinkan, seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Esti menegaskan bahwa alokasi anggaran pendidikan yang telah disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam beberapa kesempatan harus difokuskan pada pembangunan infrastruktur sekolah yang berada di daerah-daerah tertinggal.
Menurutnya, perbaikan ini merupakan langkah yang mendesak dan harus segera direalisasikan demi meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di seluruh pelosok tanah air.
“Apa yang telah disampaikan Presiden Prabowo mengenai peningkatan alokasi anggaran pendidikan harus benar-benar digunakan untuk membangun infrastruktur sekolah yang layak dan berkualitas di daerah-daerah yang selama ini tertinggal. Tidak ada alasan untuk menunda ini, apalagi melihat kondisi sekolah yang masih jauh dari standar kelayakan,” ujar Esti dalam keterangan yang diterima di Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Esti mengungkapkan pengalamannya saat melakukan kunjungan kerja reses di NTT. Selama kunjungannya, ia melihat langsung bagaimana beberapa sekolah masih menempati bangunan darurat yang tidak memadai untuk mendukung kegiatan belajar mengajar dengan nyaman dan aman.
Salah satu contoh yang ia sebut adalah SMP Negeri 7 Kupang Tengah, yang memiliki fasilitas sekolah dengan kondisi yang memprihatinkan.
“Bayangkan, sekolah ini dibangun pada 2016 tetapi atapnya masih menggunakan daun rotan, dindingnya menggunakan pelepah, dan sebagian besar kegiatan belajar mengajar dilakukan di bangunan SD yang dipinjam. Ini jelas menunjukkan adanya ketidakadilan dalam pemerataan layanan pendidikan di tanah air,” kata Esti dengan nada serius.
Melihat fakta ini, ia mendesak agar pemerintah segera mengevaluasi dan memperbaiki sistem alokasi anggaran pendidikan, dengan memberikan perhatian lebih pada daerah-daerah terpencil seperti NTT.
Menurutnya, perbaikan infrastruktur sekolah yang memadai akan membantu memastikan bahwa semua siswa memiliki akses ke lingkungan belajar yang kondusif dan aman, tanpa harus menghadapi hambatan akibat fasilitas yang tidak memadai.
Esti juga menekankan pentingnya pemerintah bertindak cepat untuk merealisasikan berbagai rencana yang telah diprogramkan demi meningkatkan kualitas pendidikan. Menurutnya, pendidikan harus menjadi prioritas yang benar-benar dijalankan, bukan hanya janji-janji dalam kontestasi politik semata.
“Generasi muda kita di NTT dan daerah tertinggal lainnya tidak boleh terus menjadi korban dari ketidakadilan dan kesenjangan pendidikan. Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur sekolah harus menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memberikan layanan pendidikan yang adil, merata, dan berkualitas,” tambahnya.
Sebelumnya, dalam acara peringatan Hari Guru Nasional, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan pendidikan melalui alokasi dana yang signifikan. Pemerintah telah mempersiapkan dana sebesar Rp17,15 triliun yang akan digunakan pada tahun 2025 untuk merehabilitasi dan merenovasi 10.440 sekolah negeri dan swasta di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo menyatakan bahwa dana tersebut akan disalurkan langsung kepada sekolah melalui skema transfer tunai, yang kemudian akan dikelola secara mandiri oleh masing-masing sekolah. Dengan pendekatan swakelola ini, sekolah dapat menggunakan anggaran untuk membeli bahan bangunan dari lingkungan sekitar mereka dan memberdayakan tenaga kerja lokal sebagai bagian dari proyek perbaikan sekolah.
Langkah ini diharapkan dapat membantu meningkatkan layanan pendidikan dengan membangun sekolah-sekolah yang lebih nyaman, aman, dan layak digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, dukungan terhadap infrastruktur sekolah juga akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan para siswa dan tenaga pendidik di seluruh pelosok tanah air.