Ia mengaku banyak terbantu oleh keramahtamahan dan kebaikan hati orang Indonesia yang ditemuinya. Mayu juga tidak ragu membandingkan kebudayaan bertamu orang Indonesia dan orang Jepang.
"Di Indonesia, saat Idul Fitri, saya diajak oleh teman untuk berkeliling ke rumah-rumah tetangga dan meminta maaf satu sama lain. Pada momen itu, saya selalu diajak makan atau mencicipi makanan ringan yang tersedia di atas meja. Di Indonesia, tamu dianggap sebagai keluarga, sedangkan di Jepang, tamu adalah tamu," ujarnya.
Lomba Pidato Bahasa Indonesia XVI pada 2023 di KUIS itu mengangkat tema pesona Indonesia.
Bertindak sebagai juri dalam lomba pidato kali ini adalah Kepala Sekolah Republik Indonesia (SRIT) Ari Driyaningsih, pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Jepang Matsui Kazuhisa dan pengajar Bahasa Indonesia SRIT Asep Wijaya. (ant)