JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menegaskan bahwa penguasaan koding dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan menjadi keterampilan esensial pada tahun 2030.
Oleh karena itu, kedua bidang tersebut mulai diperkenalkan sebagai mata pelajaran pilihan dalam jenjang pendidikan formal mulai tahun ajaran 2025/2026.
"Kita membaca laporan World Economic Forum edisi April 2025 yang menyebutkan sepuluh keterampilan yang paling dibutuhkan dunia kerja pada 2030. Keterampilan nomor satu adalah penguasaan AI dan big data," kata Mu'ti dalam acara Peluncuran Nasional Program UOB My Digital Space bersama Ruangguru di Balai Sarbini, Jakarta, Rabu (20/8).
Ia menjelaskan, penguasaan koding tidak hanya berkaitan dengan kemampuan teknis, tetapi juga mendorong keterampilan berpikir analitis, pemecahan masalah, serta kreativitas — yang semuanya merupakan bagian dari soft skills.
"Ketika kita berbicara tentang koding, itu juga berkaitan dengan analytical thinking dan problem solving, yang mendukung transformasi dan improvisasi berbasis teknologi," ujar Mu'ti.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa koding dan AI bukan sekadar materi teknologi semata, melainkan juga penguatan kompetensi individu dalam berpikir logis, kritis, serta kreatif.
Sebagai implementasi, Kementerian telah menyiapkan kurikulum adaptif untuk mata pelajaran koding dan AI, menyesuaikan dengan kondisi infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di masing-masing sekolah.
"Metode pembelajaran akan disesuaikan, bisa menggunakan perangkat (plugged), tanpa perangkat (unplugged), atau berbasis internet. Jika belum tersedia listrik atau koneksi internet, maka metode unplugged bisa menjadi alternatif," jelasnya.
Penerapan mata pelajaran ini, lanjut Mu'ti, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong peningkatan kompetensi digital peserta didik dalam menghadapi tantangan masa depan. (*)