Harapan Baru Para Pengayuh Becak, Becak Listrik untuk Lansia Cilacap

Sabtu 06 Dec 2025 - 09:33 WIB
Editor : Adriansyah

Becak Listrik untuk Lansia Cilacap

Tangan-tangan renta yang puluhan tahun menggenggam stang becak di sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, itu akhirnya merasakan perubahan.

--------------

SAAT usia kian menua, mereka memperoleh bantuan becak listrik yang diharapkan mampu meringankan beban dan membuka kembali peluang pendapatan yang lama meredup.

Lebih dari separuh hidupnya, Satiman (63) dari Desa Bulusari, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap Gunung Sari, Gandrung, hidup dari kayuhan becak manual. Sejak awal 1980-an, ia mengayuh becak kayu di jalanan yang dulu ramai penumpang.

“Waktu itu sehari bisa 10 sampai 20 tarikan. Hasilnya normal, cukup buat hidup,” katanya. Kini, ia mengaku sulit menentukan berapa pendapatan pasti setiap harinya. Kadang-kadang hanya mendapatkan Rp50 ribu atau Rp60 ribu karena penumpang jarang dan banyak orang pakai sepeda motor.

BACA JUGA:Becak Listrik yang Memberi Harapan Baru

BACA JUGA:Indosat Salurkan Bantuan Pemulihan Pasca Banjir

Di usia yang tak lagi muda, Satiman kerap harus menolak penumpang jika sudah terlalu lelah. Tetapi kini ia mencoba memulai harapan baru setelah menerima bantuan becak listrik yang dinilai meringankan tenaga.

“Mungkin nanti ada perubahan. Orang juga banyak yang penasaran, ingin coba becak listrik,” katanya.

Baginya, becak listrik bukan sekadar alat kerja baru, tapi juga simbol perhatian. Oleh karena itu, ia sangat berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto karena memberikan perhatian besar kepada masyarakat kecil, khususnya kalangan pengayuh becak.

Pengayuh becak yang biasa mangkal di sekitaran Alun-Alun Cilacap, Suradi (68) menyimpan rasa gembira sekaligus cemas. Warga Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, itu sudah puluhan tahun menggantungkan hidup dari becak kayuh atau manual, tapi perubahan zaman membuat jumlah penumpang menurun drastis.

“Senang dikasih becak listrik, tapi belum tahu nanti nariknya laku apa tidak,” katanya. Ia mengharapkan ada peluang yang kembali terbuka dengan adanya konsumen yang mau naik becak listrik.

Kendati begitu, ia mengakui kombinasi kayuhan dan tenaga listrik itu sangat membantu, sehingga tidak capek dan jauh lebih enteng.

Kamiun (58), warga Kelurahan Sidakaya, Kecamatan Cilacap Selatan, menyimpan kisah berbeda karena ia bukan asli pengayuh becak sejak muda. Sebelum tahun 1999, Kamiun adalah nelayan yang mencari ikan di laut. Namun, karena sudah tua dan tidak tahan terhadap udara dingin, ia memilih menjadi pengayuh becak.

Kategori :