Oleh : Maimunah Permata Hati Hasibuan, S.Sos, M.Si
MANUSIAS hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama mahkluk hidup lainnya, yakni tumbuhan, hewan, dan jasad renik. Mahluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup. Ruang lingkup peninjauan tentang lingkungan hidup dapat sempit, misalnya sebuah rumah dengan pekarangannya atau luas, misalnya Pulau Irian. Lapisan bumi dan udara yang ada mahluknya, dapat juga dianggap sebagai suatu lingkungan hidup yang besar, yaitu biosfer. Bahkan tatasurya kita atau malahan seluruh alam semesta dapat menjadi obyek tinjauan.
Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh bermacam-macam faktor. Dalam tema tulisan ini, faktor yang sangat mendekati adalah faktor kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup. Misalnya, suatu kota yang penduduknya aktif dan bekerja keras merupakan lingkungan hidup yang berbeda dari sebuah kota yang serupa, tetapi penduduknya santai dan malas. Demikian pula suatu daerah yang mana lahannya landai dan subur merupakan lingkungan yang berbeda dari daerah dengan lahan yang berlereng dan tererosi. Maka dari itulah, kita harus meningkatkan mutu lingkungan karena sejatinya manusia tidak pernah terlepas dari lingkungan tempat ekosistem habitat dia bernaung dan beraktivitas. Pengelolaan lingkungan untuk mendapatkan kondisi optimum, didasarkan pada pertimbangan untung rugi. Orang bersedia untuk mengurangi atau mengorbankan suatu keuntungan untuk mendapatkan keuntungan lain atau mengurangi suatu kerugian. Dengan demikian hakekat orang menganalisis manfaat dan risiko lingkungan agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi secara optimum.
Lingkungan dengan Sanitasi Buruk
Di dalam kondisi iklim di Indonesia, manusia juga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya tanpa pakaian dan rumah, tetapi itupun tidak manusiawi. Jadi, jelaslah sifat hidup yang manusiawi itu merupakan juga unsur penting dalam mutu lingkungan. Walaupun di dalam masyarakat terdapat mekanisme untuk mengatur laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk, namun kenyataan menunjukkan di banyak tempat terdapat tanda kepadatan penduduk telah melampaui daya dukung lingkungan. Hal ini terlihat dengan jelas di Jawa. Di luar Jawa di banyak tempat sebenarnya juga terjadi hal yang serupa, walaupun kepadatan penduduknya rendah. Tanda-tanda dilampauinya daya dukung lingkungan ialah kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan terjadi di kota mapun di pedesaan.
Menurut World Health Organization (WHO), sanitasi merupakan usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang memberi efek, seperti merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Secara sederhana, sanitasi adalah upaya yang dilakukan untuk menjamin kesehatan masyarakat dan kebersihan lingkungan, baik air, udara, maupun tanah. Upaya ini dilakukan melalui pengawasan terhadap faktor lingkungan yang bisa memengaruhi derajat kesehatan manusia, meliputi ketersediaan air bersih dan tempat penampungan limbah. Contohnya penyediaan fasilitas toilet umum, agar tidak ada yang buang air kecil dan besar sembarangan. Dikutip dari Global Waters United States Agency for International Development, sanitasi lebih dari sekadar toilet. Karena mencakup sejumlah fasilitas, kebiasaan dan pelayanan, guna mencegah penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia.
Setiap rumah tangga yang tinggal di perkotaan pastilah membutuhkan tempat pembuangan air limbah. Sebagian besar rumahtangga membuang air limbah di sungai, got, selokan atau badan air lainnya. Air limbah mengandung senyawa-senyawa polutan yang dapat merusak ekosistem air. Air limbah bila tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada (Sugiarto, 2008)
Gangguan akibat adanya air limbah yaitu gangguan Kesehatan dan gangguan kualitas lingkungan. Air limbah mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan air. Selain itu, di dalam air limbah juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan Kesehatan bagi mahkluk hidup yang menkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vector penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain). Gangguan Kesehatan seperti ini banyak ditemui di Indonesia.
Kondisi sanitasi di Indonesia sendiri berada di peringkat 6 dari negara ASEAN di bawah Vietnam dan Myanmar pada tahun 2013 (http://ppsp.nawasis.info). Fakta menyebutkan bahwa air limbah dari akses rumah tangga dengan sanitasi yang layak baru mencapai 55,55% dan hamper 60 juta jiwa penduduk Indonesia masih melakukan praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Selain itu, sampah permukiman yang benar-benar terangkut ke TPA hanya mencapai 28,7% per harinya dan 98% TPA masih dioperasikan secara Open Dumping. Sanitasi buruk di Indonesia juga dibuktikan dengan saluran permukiman yang berfungsi dengan baik dan lancer hanya sekitar 52,83% dari total seluruh Indonesia. Fakta tersebut yang menyebabkan tingginya tingkat pencemaran yang akhirnya meningkatkan dampak resiko Kesehatan dan pencetus lahirnya Anak Berkebutuhan Khusus.
Cukup menarik bahwa selain masalah Kesehatan juga terkait tumbuhnya ABK menjadi Faktor permasalahan lingkungan dan ini terjadi di salah satu kota di Indonesia yakni di Gresik. Sepanjang tahun lalu, terdapat 438 bayi (0–12 bulan) yang berkebutuhan khusus. Lingkungan industry menjadi salah satu pemicu kelainan genetic di dalam kandungan. Limbah industry mencemari tanah di Kawasan sekitar. Banyak ibu-ibu yang sedang hamil terminum air tercemar tersebut dan menggunakan air tersebut untuk kebutuhan hidup dalam rumah tangga.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dalam penelitian disertasi doctoral dr. Lestari Sudaryanti menyebutkan bahwa pengaruh logam berat terhadap perkembangan janin. Zat berbahaya tersebut ditengarai bersal dari limbah industry yang meresap ke tanah. Pada logam berat bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak, penting sekali bagi para ibu hamil untuk dapat meluangkan waktu memeriksakan kandungannya ke dokter yang tujuannya untuk mengetahui perkembangan janin selama masa kehamilan. Dengan begitu, risiko anak lahir dengan kelainan genetic bisa diminimalkan.
Tidak hanya risiko kelaianan saat dikandungan saja, namun risiko kelainan juga bisa terjadi pasca persalinan. Anak baru lahir sangat rawan terserang berbagai macam penyakit karena daya tahan tubuh masih amatlah rendah.
Macam-Macam Jenis ABK dari Faktor Kerusakan Lingkungan
Celebral Palsy
Cerebral palsy adalah sekelompok gangguan yang memengaruhi gerakan dan koordinasi otot. Orang yang hidup dengan cerebral palsy dapat memiliki masalah neurologis dan muskuloskeletal yang memengaruhi postur, persepsi sensorik, komunikasi, gerakan, dan fungsi lainnya. Dalam banyak kasus, cerebral palsy juga memengaruhi penglihatan, pendengaran, dan sensasi. Kata “cerebral” berarti berhubungan dengan otak. Kata “palsy” berarti kelemahan atau masalah dengan gerakan tubuh. Cerebral palsy adalah penyebab paling umum dari cacat motorik di masa kanak-kanak.
Penyebab cerebral palsy secara pasti belum diketahui hingga saat ini. Secara umum penyebab cerebral palsy dipicu oleh perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan pada otak yang sedang berkembang yang mempengaruhi kemampuan anak untuk mengontrol otot-ototnya. Perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan yang menyebabkan cerebral palsy dapat terjadi sebelum lahir, saat lahir, dalam waktu satu bulan setelah lahir, atau selama tahun-tahun pertama kehidupan anak, saat otak masih berkembang. Menurut Pusat Pengendalian Penyakit (CDC), sebagian besar kasus kondisi ini dibawa sejak dalam kandungan atau merupakan kondisi bawaan. Ini berarti mereka dihasilkan dari kerusakan otak atau perkembangan otak atipikal yang terjadi sebelum kelahiran, selama kelahiran, atau pada bulan pertama kehidupan.
Infeksi selama kehamilan juga bisa menjadi asbab dari celebral palsy. feksi dapat menyebabkan peningkatan protein tertentu yang disebut sitokin yang beredar di otak dan darah bayi selama kehamilan. Sitokin menyebabkan peradangan, yang dapat menyebabkan kerusakan otak pada bayi. Demam pada ibu selama kehamilan atau persalinan juga dapat menyebabkan masalah ini. Beberapa jenis infeksi yang telah dikaitkan dengan cerebral palsy termasuk virus seperti cacar air, rubella (campak jerman), dan cytomegalovirus (CMV), dan infeksi bakteri seperti infeksi plasenta atau selaput janin, atau infeksi panggul ibu.. Ini berarti bahwa faktor lingkungan bisa menjadi penyebab terjadinya celebral palsy akibat dari sanitasi lingkungan yang buruk.
Clubfoot
Jenis cacat lahir (birth defects) selanjutnya adalah clubfoot yang juga termasuk dalam kelainan anatomi di mana clubfoot lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Clubfoot termasuk dalam jenis kelainan pada pergelangan kaki dan tangan. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi mungkin diakibatkan oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan. Gejala clubfoot dapat berupa gejala ringan maupun berat dan dapat mempengaruhi salah satu atau kedua kaki. Kondisi clubfoot tidak menyebabkan rasa sakit dan tidak akan mengganggu perkembangan bayi hingga bayi mulai berdiri maupun berbicara. Pengobatan clubfoot: Untuk kasus ringan, pengobatan dan perawatan clubfoot dapat dilakukan setelah mendapatkan diagnosis yang tepat lalu bayi diminta untuk melakukan beberapa latihan dan gerakan khusus untuk memastikan diagnosis tersebut. Namun seringkali bayi juga membutuhkan perawatan yang lebih khusus, yakni penggunaan gips di mana kaki dibalut dan menggunakan sepatu khusus. Selain itu, dapat pula dilakukan operasi atau pembedahan untuk mengatasi clubfoot dan proses perawatan ini biasanya akan memakan waktu 3-6 bulan dan diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap tahun setelahnya.
Organ tubuh luar kurang lengkap
Bagian organ tubuh luar bisa jadi kurang lengkap dan menjadi salah satu kondisi cacat lahir (birth defects) yang mungkin terjadi pada bayi karena terhambatnya perkembangan bayi ketika dalam kandungan. Tetapi penyebab pasti jenis cacat lahir belum diketahui. Beberapa ahli berpendapat bahwa jumlah kecil bahan kimia atau virus yang terpapar pada ibu hamil mungkin dapat menjadi penyebabnya. Penanganan organ tubuh yang kurang lengkap atau tidak berkembang pada anak dapat dibantu dengan menggunakan prostesis (anggota tubuh buatan) setelah berdiskusi dan mendapatkan rekomendasi dari spesialis ortopedi dan terapis fisik. Selain itu, anak disarankan untuk menjalani terapi fisik intensif sehingga terbiasa menggunakan prostesis dan mampu mengendalikan bagian tubuh lainnya.
Penanggulangan Lingkungan yang Baik Sebagai Solusi Keberlangsungan Hidup
Prioritas Penanggulangan
Luas lahan kritis tidak diketahui dengan pasti. Perkiraan berkisar antara 17 juta hektar sampai 40 juta hektar. Sebab perbedaan luas taksiran ialah karena belum adanya persesuaian paham tentang kriteria lahan kritis dan belum adanya pemetaan lahan kritis yang meliputi seluruh Indonesia, baik pada skla kecil maupun skala besar. Yang dapat dikatakan dengan pasti ialah lahan kritis itu luasnya besar dan terus bertambah besar. Bertambahnya padang alang-alang saja diperkirakan dengan kecepatan 200.000 hektar per tahun.
Karena luasnya yang besar itu dan terbatasnya dana dan tenaga, penanggulangan lahan kritis tidak dapat dilakukan di semua tempat dengan intensitas yang sama. Karena itu perlu adanya urutan prioritas. Urutan prioritas itu didasarkan pada kriteria tertentu, antara lain risiko erosi, keadaan dan efek social ekonomi. Misalnya, lahan kritis yang datar dengan intensitas hujan yang rendah, risiko erosinya kecil. Daerah demikian diberi prioritas penanggulangannya yang lebih rendah dari daerah lahan kritis yang berlereng terjal dengan intensitas hujan yang tinggi. Demikian pula daerah yang tidak berpenduduk, terpencil dan diperkirakan tidak mempunyai sumberdaya yang penting, diberi prioritas yang rendah.
Pencemaran dan Penyusutan Sumberdaya
Pencemaran limbah dosmestik mempunyai banyak akibat buruk. Yang paling ringan ialah menurunnya keindahan lingkungan. Penurunan keindahan itu sering diikuti oleh bau busuk. Penurunan keindahan itu akan mengganggu peruntukan sumberdaya baik dari pariwisata, kebersihan lingkungan dan dampak dari pencetus lahirnya generasi ABK yang mana ini merupakan salah satu factor dampak terburuk dari kesenjangan lingkungan. Gangguan itu dapat terjadi karena air untuk keperluan rumah tangga tercemar, sehingga pencemaran air itu akan menyebabkan timbulnya wabah penyakit, seperti kolera. Tumpukan sampah dan comberan air yang tercemar merupakan pula tempat hidup yang baik untuk berjenis hewan yang menularkan penyakit, antara lain, nyamuk, lalat dan tikus. Berjenis parasite, antara lain cacing, juga mudah menularkan secara langsung dari penderita ke orang lain, terutama anak-anak yang bermain di tempat yang tercemar itu tanpa sepatu dan ibu hamil juga terdampak dari adanya sanitasi lingkungan yang buruk.
Apabila masalah yang ditimbulkan oleh limbah domestic adalah terutama penyakit yang menular dan parasite, akibat pencemaran oleh limbah industry dan transport adalah utama peracunan. Pencemaran pada tingkat yang tinggi mengakibatkan peracunan akut yang dapat mengakibatkan kematian. Jika terjadi hal yang demikian masyarakat dan pemerintah segera akan mengambil Tindakan. Apabila terjadi pencemaran yang kronis, sering efeknya tidak segera Nampak, melainkan baru kelihatan setelah jangka waktu yang Panjang.
Makin besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumberdaya. Untuk penduduk yang agraris meningkatnya kebutuhan sumberdaya itu adalah terutama lahan dan air. Dengan berkembangnya teknologi dan ekonomi, kebutuhan akan sumberdaya lain juga akan meningkat. Oleh karena itu, adanya hubungan yang erat antara penyusutan sumberdaya dan pencemaran, serta untuk hidup kita, kita memerlukan banyak sumberdaya, penyusutan sumber daya berarti mengurangi kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan kita. Karena itu pengelolaan sumberdaya berkaitan sangat erat dengan pengelolaan lingkungan.
Penanggulangan Pencemaran dan Penyusutan Sumber Daya
Pencemaran paling utama di Indonesia ialah pencemaran oleh limbah dosmestik, oleh karena luasnya daerah pencemaran dan besarnya jumlah korban. Karena itu penanggulangannya harus diberi prioritas utama. Akan tetapi umumnya masyarakat, pers dan pemerintahan lebih memberi perhatian pada limbah industry. Mungkin orang telah terbiasa dengan pencemaran oleh limbah domestic. Penanggulangan pencemaran oleh limbah domestic, terutama yang berasal dari rumah tangga, amatlah pelik. Sebab sumber pencemarannya amat banyak, yaitu sekitar 200 juta orang, yang terbesar sampai ke pelosok-pelosok, banyak yang melarat dan tidak terpelajar. Karena kemelaratan, kemampuan untuk menanggulangi pencemaran itu sangat terbatas. Misalnya, hanya kota-kota besar yang mampu untuk menjernihkan air untuk keperluan rumah tangga. Rendahnya Pendidikan menyebabkan banyak orang tidak menyadari adanya pencemaran, baik di kota maupun di desa. Orang menjadi terbiasa untuk menggunakan air yang tercemar untuk masak, mandi dan gosok gigi.
Menurut laporan dari luar negeri eceng gondok dapat memperbaiki mutu kimia air dan mengurangi jumlah bakteri. Masih perlu diteliti apakah hal ini benar di Indonesia. Kecuali itu sebelum cara ini diterapkan secara besar-besaran harus pula diteliti apakah eceng gondok tidak menjadi tempat kehidupan serangga yang menularkan penyakit, misalnya nyamuk. Tetapi jelas, orang desa telah memberi petunjuk kepada kita tentang cara penjernihan air yang sederhana dan murah yang mungkin dapat diterapkan secara luas. Ia merupakan contoh tentan kearifan ekologi.
Di dalam industry, prinsip daurulang juga telah dilakukan misalnya, gas SO2 yang merupakan zat pencemar yang terbentuk dalam pembakaran BBM atau batubara dalam pabrik dikumpulkan dan diolah menjadi asam sulfat. Asam sulfat itu dijual sebagai hasil samping industry itu dan membawa keberuntungan, jika dihitung dari biaya pengolahan zat pencemaran itu. Keuntungan daurulang itu ialah pabrik dapat penghasilan tambahan dan masyarakat tidak menderita pencemaran. Banyak penelitian sekarang dilakukan untuk mendaurulangkan berbagai jenis limbah industry.
Langkah yang Perlu Ditempuh
Salah satu upaya agar mengurangi lahirnya ABK adalah dengan pengelolaan zonasi yang tepat dan cermat untuk keberlanjutan kehidupan yang sejahtera demi lingkungan yang asri dan ramah. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dalam penelitian disertasi doctoral dr. Lestari Sudaryanti menyebutkan bahwa pengaruh logam berat terhadap perkembangan janin. Zat berbahaya tersebut ditengarai berasal dari limbah industry yang meresap ke tanah. Pada logam berat bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak, penting sekali bagi para ibu hamil untuk dapat meluangkan waktu memeriksakan kandungannya ke dokter yang tujuannya untuk mengetahui perkembangan janin selama masa kehamilan. Maka dari itu, limbah industry menjadi persoalan yang sangat besar untuk kehidupan rumah tangga. Menurut laporan dari luar negeri eceng gondok dapat memperbaiki mutu kimia air dan mengurangi jumlah bakteri. Masih perlu diteliti apakah hal ini benar di Indonesia. Kecuali itu sebelum cara ini diterapkan secara besar-besaran harus pula diteliti apakah eceng gondok tidak menjadi tempat kehidupan serangga yang menularkan penyakit, misalnya nyamuk. Dengan begitu, maka zonasi permukiman masyarakat perlu menjadi pertimbangan bagi sektor pemerintahan untuk memberikan izin pembangunan permukiman masyarakat. Hal ini dapat menanggulangi dan mencegah lahirnya generasi-generasi ABK demi sempurnya tumbuh kembang anak Indonesia yang lebih optimal. (Dosen Ilmu Lingkungan)
E-mail (maimunah.permata@uinjambi.ac.id)