Ini yang menarik, makanan dan minuman favorit yang beragam di Bazaar Takjil Benhil cukup terjangkau harganya. Selain itu, dagangan di sana sudah sering didatangi petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menjamin kebersihan dan keamanannya.
Sebagai acuan, satu porsi Bubur Kampiun dibanderol Rp25 ribu, sementara steik ayam dihargai dikisaran Rp25 ribu. Jangan lupa bahwa makanan favorit orang Indonesia untuk berbuka puasa biasanya gorengan seperti risol, pastel, tahu isi, bakwan dan lain sebagainya. Rata-rata penjual membanderol dagangan mereka Rp10 ribu untuk tiga potong gorengan.
Pengunjung yang tidak membawa uang tunai pun tidak perlu khawatir karena setiap stan pedagang Bazaar Takjil Benhil sudah menerima pembayaran digital dengan memindai kode Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS. Tidak jarang ditemukan juga pedagang yang menerima pembayaran dengan cara transfer bank atau menggunakan mesin debit ATM.
Tidaklah heran, Bazaar Takjil Benhil menjadi tempat yang strategis bagi pedagang makanan dan minuman dan para pekerja kantoran di sekitar kawasan ini.
Bazar Ramadan Benhil ada sejak tahun 1990-an dan dirintis Forum Peduli Benhil (FPB). Mayoritas pedagang yang berjualan di Bazar Ramadan itu adalah warga sekitar Benhil, dengan menyediakan produk kuliner khas nusantara.
Lokasi memang baru dipindah ke depan Balai Warga RW 01, sebelumnya letak lokasi awal Bazaar Takjil Benhil di Pasar Benhil yang berjarak sekitar 400 meter dari posisinya sekarang.
Pedagang awalnya membuka Bazar tersebut di Pasar Benhil karena lokasinya sudah menjadi pusat perbelanjaan masyarakat sekitar sejak 1970-an. Tapi karena ada pelebaran jalan, lokasi Bazaar pun dipindahkan pada 2012. Kendati demikian, perpindahan lokasi tidak menyurutkan antusiasme pedagang untuk berjualan, mengingat pengunjung selalu ramai berdatangan ke sana, dan arus lalu lintas pun tetap dijaga kelancarannya oleh petugas gabungan dari berbagai elemen masyarakat seperti RW, RT, dan Karang Taruna hingga petugas Satuan Polisi Pamong Praja. (ant)