Mesir Tak Akan Izinkan Pemindahan Paksa Warga Palestina dari Gaza

Senin 18 Mar 2024 - 17:35 WIB
Editor : Adriansyah

KAIRO, JAMBIEKSPRES.CO-Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi pada Minggu mengatakan negaranya tidak akan membiarkan pemindahan paksa warga Palestina dari Jalur Gaza.

Sisi mengadakan pembicaraan dengan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen di sela-sela KTT Mesir-Eropa di Kairo.

"Mesir menolak pemindahan paksa warga Palestina dari tanah mereka dan tidak akan mengizinkannya," kata pemimpin Mesir tersebut seperti dikutip dari pernyataan presiden.

Sisi juga menggarisbawahi perlunya gencatan senjata di Jalur Gaza.

Perundingan antara kedua belah pihak membahas kerja sama bilateral antara Mesir dan Uni Eropa serta perkembangan regional, kata pernyataan itu.

BACA JUGA:Menkeu Laporkan LPEI ke Kejagung

BACA JUGA:Back to Back Fajar-Rian, Jojo-Gunting Ulang Sejarah

Mesir dan Uni Eropa bersiap meningkatkan hubungan mereka ke "kemitraan komprehensif strategis" pada Minggu, di tengah laporan bahwa blok Eropa tersebut akan memberi Kairo paket pendanaan sebesar 7,4 miliar euro (sekitar Rp126,2 triliun) dari 2024-2027 untuk menstabilkan perekonomian mereka.

Mesir telah berada di bawah tekanan ekonomi akibat perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, yang berdampak pada pendapatan negara itu dari sektor pariwisata dan pelayaran yang melalui Terusan Suez.

Israel melancarkan serangan militer mematikan di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan hampir 1.200 orang.

Lebih dari 31.600 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak saat itu telah tewas di daerah kantong tersebut, dan hampir 73.700 lainnya luka-luka di tengah kehancuran massal dan kelangkaan bahan kebutuhan pokok.

Perang Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap sebagian besar makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah itu telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil langkah untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan disalurkan kepada warga sipil di Gaza.

Tak hany Mesir, Yordania dan Jerman, Minggu (17/3), memperingatkan bahwa serangan darat Israel di kota Rafah akan memperburuk kondisi kemanusiaan di selatan Jalur Gaza.

Raja Yordania Abdullah II mengadakan pembicaraan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di kota pelabuhan Laut Merah, Aqaba, untuk membahas perkembangan di Gaza, kata istana kerajaan dalam sebuah pernyataan.

Kategori :

Terkini

Selasa 05 Nov 2024 - 19:05 WIB

Angkutan Umum Jambi Banyak Tak Berizin

Selasa 05 Nov 2024 - 19:01 WIB

Buang Limbah ke Sungai Batanghari

Selasa 05 Nov 2024 - 18:59 WIB

Akan Uji Sampling Anggur Muscat