Namun, Jonatan, Ginting, dan Ihsan kemudian mulai diikutkan ke banyak turnamen dunia, dengan target terdekat mereka adalah bisa tampil dan memperkuat tim putra pada Piala Thomas 2016 di Kunshan, China.
Buah manis pun mulai bisa dipetik tak lama setelah mereka bergabung ke pelatnas. Mereka berhasil meraih medali emas SEA Games 2015 Singapura (beregu putra) dan Kejuaraan Beregu Bulu Tangkis Asia (BATC) 2016 Hyderabad, yang kemudian mengantarkan tim bulu tangkis putra meraih medali perak pada debut mereka di Piala Thomas 2016 Kunshan.
Dengan seringnya dilibatkan pada turnamen-turnamen elite secara bertahap, Ginting dan Jonatan pun mulai bersaing dengan para pemain top dunia dan meraih gelar-gelar individual.
Ginting meraih gelar BWF World Tour perdananya di Korea Open 2017, dan saat itu, ia menang atas teman sekamarnya, Jonatan.
Persaingan itu pun berlanjut hingga kini, dengan kedua pemain sudah bertemu setidaknya 10 kali di turnamen-turnamen penting. Secara bergantian, Jonatan pun pernah menang atas Ginting di babak final Australia Open 2019, dan hasil itu kembali terulang di atas karpet kelabu baru di Birmingham, lima tahun kemudian.
Tentu saja, tak hanya bersaing secara sehat, Jonatan dan Ginting bersama-sama pernah menorehkan sejarah untuk Indonesia, seperti memenangkan emas untuk beregu putra SEA Games di tahun 2015 dan 2019, keluar sebagai runnerup Asian Games 2018 Jakarta-Palembang (beregu putra), dan membawa pulang Piala Thomas ke Indonesia pada tahun 2020 setelah puasa 19 tahun lamanya.
Dan tahun ini, keduanya kembali mengulang all Indonesian final di turnamen All England, setelah tiga dekade lamanya.
Amunisi Menjelang Paris
Pencapaian dua anak asuh pelatih Irwansyah di Inggris pun tentu menjadi harapan bagi Indonesia agar bisa membakar semangat mereka menuju panggung Olimpiade 2024 Paris.
Per pekan 12/3/2024, Ginting dan Jonatan masing-masing berada di posisi tujuh dan sembilan pada daftar peringkat Race to Olympics. Dengan hasil juara dan runnerup turnamen BWF Super 1000 ini, pastinya akan menambah poin keduanya jauh lebih banyak lagi.
Tak hanya itu, dengan status Ginting dan Jonatan yang menjadi finalis pada turnamen prestisius ini, maka turut mendorong peringkat dunia mereka pekan depan, dimana Ginting akan berada di peringkat tiga, dan Jonatan kembali ke daftar delapan besar di posisi keenam.
Ginting, peraih medali perunggu Olimpiade 2020 Tokyo, memiliki kesempatan terbuka untuk meraih gelar yang lebih tinggi di pesta olahraga terbesar sedunia itu.
Pun dengan Jonatan, yang sudah mengoleksi gelar juara dari turnamen Super 300, 750, dan 1000, juga memiliki peluang yang sama.
Tentu, bukan hal yang tidak mungkin bagi Ginting dan Jonatan untuk kembali mencatatkan sejarah baru bagi Indonesia, bersama-sama.
Dan, hal menyenangkan lainnya dari betapa kompetitifnya kedua pemain ini, adalah fakta bahwa para tunggal putra junior Indonesia memiliki dua sosok senior yang selalu bisa mereka jadikan motivasi dan panutan, untuk terus menorehkan prestasi bagi negeri. (ant)