Oleh: Riyanto Toto
Pengaruh Media Sosial dalam Politik Lokal
DALAM era digital saat ini, media sosial tidak hanya telah mengubah lanskap politik nasional tapi juga lokal. Akses informasi yang semakin mudah telah memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi terkini mengenai kebijakan, program, dan aktivitas para politisi. Hal ini telah membantu dalam membangun kesadaran politik yang lebih luas dan memungkinkan pemilih untuk membuat keputusan yang lebih rasional.
Kehadiran media sosial saat ini tidak sekedar menjadi ruang interaksi, namun juga sebagai penentu opini yang berkembang di dunia nyata. Melalui penetrasi dan akumulasi informasi media sosial telah menjadi kekuatan baru untuk membangun persepsi masyarakat dalam isu-isu strategis yang berkembang, tidak hanya nasional tapi juga secara lokal.
Di Indonesia, contoh nyata pengaruh media sosial dalam politik bisa terlihat dari hasil pemilu 2024. Penggunaan influencer, buzzer, KOL dan selebritas digital lainnya, membuat informasi dari kandidat bisa berkembang jauh lebih masif dibanding media konvensional. Hal ini diakibatkan karena pengguna jauh lebih loyal kepada selebritas digital dibanding media konvensional.
Merujuk dari katadata misalnya bahwa media sosial menjadi platform yang paling banyak digunakan dalam mengikuti hasil rekapitulasi pileg, yakni sebesar 30,5%. Lalu ada juga survey Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023. Menyatakan bahwa sebanyak 29,4 persen responden mengakui mengakses media sosial untuk melihat atau membaca konten terkait pemilu, paling tidak beberapa kali dalam seminggu. Tak hanya itu, sekitar 11 persen responden lainnya menyatakan mengonsumsi konten pemilu di media sosial setidaknya sekali dalam sehari.
Ini artinya lanskap politik di media sosial telah berkembang sangat pesat. Media sosial tidak hanya digunakan untuk mempromosikan program dan visi, tetapi juga untuk menggalang partisipasi dan pandangan umum, membuktikan betapa kuatnya media sosial dalam membentuk opini publik. Keberhasilan ini menunjukkan potensi media sosial sebagai alat demokrasi yang mampu mendekatkan pemimpin dengan rakyatnya, membuka era baru dalam politik lokal yang lebih terbuka dan partisipatif.
Kandidat Gubernur Jambi dalam Data Digital
Dalam perhelatan pemilihan Gubernur Jambi yang akan datang, beberapa nama calon telah mencuat di media digital. Data google pada bulan maret misalnya dengan keyword “calon gubernur jambi 2024” setidaknya memunculkan beberapa nama kandidat, mulai dari petahana Al Haris, Romi Hariyanto, Cek Endra, Fadhil Arief, Fasha, Mashuri, dan Sutan Adil Hendra. Dan diantara ke 7 nama yang beredar tadi Al Haris, Romi dan Cek Endra berhasil meraih mention terbanyak dari media online selama bulan maret.
Sejauh ini respon netizen terhadap kandidat gubernur yang disebutkan akan maju belum begitu signifikan. Namun membaca data Google perbulan februari dan maret, pencarian kata kunci “calon gubernur jambi” sempat naik tepatnya pada tanggal 8 februari hingga 5 maret lalu, dan pada 13 maret hingga 19 maret. Ini bisa menjadi landasan bahwa netizen mulai penasaran dengan isu kandidat calon Gubernur Jambi kedepan.
Diantara nama-nama kandidat yang beredar sejauh ini nama petahana Al Haris dan Romi Hariyanto menjadi yang cukup aktif di media sosial, kemudian disusul Fasha, untuk engagement rate di Instagram misalnya ketiganya cukup bersaing Al Haris dengan akun @alharisjambi memiliki engagement rate sebesar 1,93%, lalu Romi dengan akun @romihariyantojambi 4,71%, dan Fasha dengan akun @fasha_jbi 1,50%.
Sejumlah ide kandidat yang dikonversi dalam bentuk konten juga cukup menarik kita analisa. Romi misalnya berhasil mendapatkan engagement rate yang tinggi pada sejumlah konten di bulan maret seperti, Romi pastikan maju sebagai Calon Gubernur, Pertemuan Romi dengan kawan lama, Balai Rakyat, Konten Ramadhan, Konten interaksi dengan masyarakat dan konten dengan Ustad Abdul Somad.
Sementara Al Haris berhasil mendapatkan Engagement Rate yang tinggi dari konten ucapan selamat Ramadhan, rakornas pengadaan CPNS 2024 dan sentimen positif pada kunjungan di Jembatan Kelok Sago, namun pada beberapa konten Al Haris masih mendapatkan sentimen negatif terkait isu batu bara, dan admin yang sering typo. Yang cukup menarik dari Al Haris adalah mention di Tiktok, selama Maret hinga April setidaknya ia mendapatkan 180 mention melalui konten Serasehan & buka bersama 100 influencer jambi, program mudik gratis dan konten romantis. Dukungan dari beberapa influencer juga berhasil meningkatkan popularitas di kalangan Gen Z. Sementara untuk Romi sendiri hanya mendapatkan 16 mention selama Maret hingga April di TikTok melalui konten Rumah Milenial dan Balai Rakyat.
Namun apakah konversi ide menjadi konten para kadidat sudah optimal meraih simpati netizen?
Generation Gap dan Kandidat Alternatif