MOSKOW, JAMBIEKSPRES.CO- Banjir yang melanda Kenya sejak Maret lalu telah menelan korban sebanyak 219 jiwa.
Sementara 164 lainnya mengalami luka-luka dan 72 masih belum ditemukan, demikian disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri Kenya paa Minggu 5 Mei 2024.
"Kami sangat berduka, total 219 orang di seluruh negeri telah kehilangan nyawa mereka akibat cuaca yang ekstrem," kata kementerian tersebut seperti yang dilaporkan oleh stasiun TV lokal K24.
Kementerian Dalam Negeri Kenya juga menambahkan bahwa sembilan kematian baru telah tercatat sejak pembaruan data terakhir.
BACA JUGA: Pasca Banjir Bandang, Pemkab Kerinci Akan Batasi Pembukaan Hutan
BACA JUGA:Debit Sungai Batanghari Naik 8 CM dan Masuk Siaga III, Banjir Kembali Hantui Warga Kota Jambi
Pada akhir Maret, laporan dari AFP menunjukkan bahwa hujan deras telah menyebabkan banjir di jalan-jalan ibu kota Kenya, Nairobi, yang menyebabkan setidaknya 10 orang meninggal dunia.
Negara di Afrika Timur ini telah dilanda hujan lebat dalam beberapa pekan terakhir, dengan fenomena cuaca El Nino yang memperparah musim penghujan.
Pada 29 April, Palang Merah Kenya menyatakan bahwa banjir mungkin disebabkan oleh meluapnya sungai-sungai setempat.
Kondisi ini semakin diperburuk oleh topografi Kenya yang cenderung berbukit dan dataran rendah, membuat negara itu rentan terhadap banjir, terutama di musim hujan.
BACA JUGA:Tim Satgas Cek Penyebab Banjir Bandang di Kerinci-Sungai Penuh
BACA JUGA:Banjir Bandang Terjang Kerinci dan Sungai Penuh, Warga Terkejut dengan Debit Air Besar
Sementara itu, otoritas setempat terus berupaya melakukan evakuasi dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak banjir.
Meskipun demikian, tantangan besar tetap ada dalam menyediakan perlindungan dan bantuan bagi ribuan keluarga yang terpaksa mengungsi akibat banjir ini.
Pemerintah Kenya juga telah mengerahkan tim darurat untuk membantu mengatasi dampak banjir, termasuk memberikan layanan medis dan logistik bagi warga yang membutuhkan.
Sejumlah organisasi bantuan internasional dan badan amal juga telah turut serta dalam upaya bantuan dan pemulihan pasca-banjir, bekerja sama dengan pemerintah Kenya untuk membantu warga yang terdampak dalam mendapatkan perlindungan, makanan, dan tempat tinggal sementara.
BACA JUGA:Warsi Ingatkan Warga Jambi Terkait Ancaman Banjir dan Longsor Saat Mudik Lebaran
BACA JUGA:Akibat Banjir Setinggi 1,5 Meter, Jalan Nasional Penghubung Merangin-Kerinci Putus
Meski demikian, proses pemulihan pasca-banjir diperkirakan akan memakan waktu yang lama, mengingat tingginya jumlah korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang meluas akibat bencana alam ini. (*)