Pria yang memiliki hobi membuat bonsai itu, pada akhirnya mengaku jatuh cinta dengan bakteri-bakteri yang digunakannya untuk menjernihkan air selokan.
Jika sudah mengamati bakteri, Aktis bisa menghabiskan waktu hingga berjam-jam, sampai kadang lupa untuk makan.
Dengan melihat bakteri itu, membuatnya merasa betul-betul kecil di hadapan Sang Khalik dan harus terus berusaha untuk lebih baik lagi.
Oleh karena itu, Aktis bersyukur dan berterima kasih atas apa yang telah ditunjukkan oleh bakteri-bakteri tersebut.
Mempelajari lingkungan hidup dapat memberikan pengetahuan tentang lingkungan dan komponen-komponennya, serta pentingnya menjaga serta melestarikannya.
Selain itu, mempelajari lingkungan hidup juga dapat membangun karakter diri untuk dapat menghargai apa yang sudah diberikan oleh Sang Pencipta.
Tidak hanya itu, peduli lingkungan juga bisa menanamkan rasa tanggung jawab, kesadaran diri, dan kepekaan manusia terhadap makhluk hidup dan lingkungan sekitar.
Aktis juga menganggap, dari "sinau" juga bisa meningkatkan kesadaran individu terhadap isu-isu lingkungan, seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, dan masalah polusi.
Kini, seringkali dirinya menjadi informan bagi warga atau mahasiswa terkait pengelolaan air, tanaman, hingga perikanan.
Selain itu, petani dari kampung halamannya di Lamongan, pada akhirnya meniru inovasinya agar tidak menyia-nyiakan air untuk pengairan sawahnya.
Bisa dikatakan, Aktis sudah menjadi influencer bagi masyarakat sekitarnya melalui lingkungan, khususnya pemanfaatan air.
Sampai saat ini, ia masih terus belajar, karena alam ini sangatlah luas dan selalu berkembang.
Aktis bersyukur, apa yang sudah dilakukannya bisa bermanfaat bagi dirinya, bahkan masyarakat luas hingga ke generasi-generasi berikutnya.
Harapannya jika semua orang dapat memanfaatkan apa yang ada di alam ini, maka akan muncul kemandirian untuk ketahanan pangan, bahkan bisa menjadikan lingkungan sehat. (ant)