Jambi Pusat Transit Penyelundupan Benih Lobster

Kamis 23 May 2024 - 22:11 WIB
Editor : Adriansyah

PALEMBANG, JAMBIEKSPRES.CO-Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Palembang telah mengungkap peran penting Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi sebagai pusat transit dalam penyelundupan benih bening lobster (BBL). Dua provinsi ini menjadi titik awal sebelum biota laut berharga ini diselundupkan ke Singapura untuk diekspor ke Vietnam.

Dalam dua pekan terakhir, tim gabungan fleet one quick response (F1QR) Lanal Palembang telah berhasil menggagalkan dua upaya penyelundupan benih bening lobster di perairan Lambur Luar, Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi pada 10 Mei 2024, dan di pesisir Sungai, Desa Sumber Teluk Betung, Banyuasin, Sumatera Selatan pada 2 Mei 2024.

Kolonel Laut (P) Sandy Kurniawan, Danlanal Palembang, menjelaskan bahwa Jambi dan Sumatera Selatan telah teridentifikasi sebagai pusat transit yang ideal. Kedua provinsi ini memungkinkan benih lobster diselundupkan dengan cepat ke Singapura menggunakan kapal cepat (speed boat).

"Dalam waktu 2 jam sudah bisa lewat Singapura sehingga memang ideal sekali untuk digunakan mereka sebagai hub terakhir sebelum dibawa ke luar negeri," ujar Danlanal Palembang.

BACA JUGA:KPK Geledah Rumah Adik SYL di Kota Makassar

BACA JUGA:Kejagung Sitakan Rumah Mewah Milik Tersangka Korupsi Timah

Rute penyelundupan yang digunakan oleh para pelaku cenderung mirip. Tujuannya adalah Singapura, karena letaknya yang berdekatan dengan wilayah Banyuasin dan Tanjung Jabung. Kendati terlihat dekat dari peta, jarak antara keduanya sekitar 100 kilometer, namun merupakan rute terpendek dan tercepat untuk mengirimkan benih lobster ke luar negeri.

Dalam dua kasus penyelundupan yang digagalkan oleh tim gabungan F1QR Lanal Palembang dalam waktu hanya 8 hari, Sandy meyakini bahwa para penyelundup hanya akan beroperasi sesuai musim panen benih lobster di tempat-tempat budidaya.

"Kami yakin ini ada musimnya, misalnya di daerah penangkapannya ini sudah ditangkap untuk diselundupkan, mereka akan segera melaksanakan pengiriman. Artinya, waktunya, durasinya pendek. Itu yang coba kami kembangkan di lapangan. Apabila masih ada gelagat untuk penyelundupan melalui wilayah Sumatera Selatan dan Jambi, tentu kami akan berupaya untuk menggagalkannya," ujar Danlanal Palembang.

Jajaran Lanal Palembang tetap melakukan patroli dan mengawasi perairan-perairan rawan yang menjadi rute penyelundupan benih bening lobster. Benih bening lobster, sebagai salah satu sumber daya bahari Indonesia yang berharga, memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dalam dua kasus penyelundupan yang berhasil digagalkan oleh tim F1QR Lanal Palembang pada 10 Mei 2024 dan 2 Mei 2024, total nilai benih bening lobster yang diselamatkan mencapai Rp 46,8 miliar dan Rp 15 miliar. Jumlah benih bening lobster yang diselamatkan mencapai 277.800 ekor pada 10 Mei dan 99.648 ekor pada 2 Mei.

Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Media dan Komunikasi Publik, Doni Ismanto, menjelaskan bahwa benih bening lobster memiliki dua nilai, yaitu nilai komoditas dan nilai aset. Di luar negeri, seperti Vietnam, harga benih bening lobster per ekor mencapai 1–2 dolar AS atau sekitar Rp 15.000–Rp 30.000, sementara harga perkiraan ikan (HPI) untuk benih bening lobster mencapai Rp 150.000 per ekornya. Doni menambahkan bahwa perhitungan potensi kerugian negara dapat merujuk pada angka HPI benih bening lobster per ekor dikalikan jumlah benih lobster yang diselundupkan. (ant)

Kategori :