JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Profesor Nur Rasyid, seorang Guru Besar Bidang Urologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menekankan bahwa pola hidup yang kurang bergerak atau sedentari, serta obesitas, menjadi pemicu utama terjadinya batu ginjal karena kurangnya aktivitas fisik.
Dalam sebuah acara edukasi di Siloam Hospital Asri di Jakarta, Prof. Rasyid menjelaskan bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko terkena batu ginjal karena kebiasaan hidup sedentari mengakibatkan penumpukan batu ginjal.
Orang yang kurang bergerak cenderung memiliki kebiasaan minum yang kurang, sehingga jumlah urine yang dikeluarkan juga sedikit.
BACA JUGA:Kebutuhan Hewan Kurban 3.944 Ekor
BACA JUGA:Tahan Gelembung Ikan Tak Berdokumen
Hal ini dapat menyebabkan kepekatan urin di dalam ginjal, menjadi faktor pemicu terjadinya batu ginjal. Dengan bergerak, batu ginjal yang kecil dapat turun dan keluar dari tubuh.
Untuk batu ginjal dengan ukuran di bawah dua milimeter, dokter biasanya memberikan obat untuk melebarkan saluran urin agar batu dapat keluar dengan lancar.
Prof. Rasyid menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan ginjal secara rutin, termasuk dengan melakukan USG ginjal, untuk mendeteksi dini adanya batu ginjal.
Banyak pasien yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki batu ginjal karena tidak menimbulkan gejala khusus.
Gejala batu ginjal biasanya muncul dalam bentuk pegal di pinggang tanpa sebab, nyeri di pinggang bawah, dan muntah-muntah.
Untuk mencegah terjadinya batu ginjal, Prof. Rasyid menyarankan untuk menjalani pola hidup sehat, termasuk dengan melakukan olahraga, mengurangi berat badan, dan mengonsumsi makanan yang tidak mengandung zat pembentuk batu. Selain itu, penting juga untuk minum air dalam jumlah yang cukup agar produksi urine tetap normal. (ant)