Oleh: Hepi Kurniati, S.Pd, M.Pd*
MEMBERIKAN materi yang berhubungan dengan simbol-simbol seperti variabel, kofisien dan konstanta pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) di kelas delapan atau kelas dua sekolah menengah pertama (SMP) menjadi tantangan tersendiri bagi para guru. SPLDV merupakan sistem dari persamaan maupun bentuk relasi yang sama dengan aljabar. SPLDV memiliki variabel dan berpangkat satu, jika digambarkan dalam grafik akan membentuk garis lurus.
Karena cukup banyak rumus dan materi, tidak heran jika banyak peserta didik malas untuk mempelajarinya. Tentu guru harus menemukan cara membuat peserta didik mudah memahami dan menerapkan (SPLDV) di dalam kehidupan sehari-hari.
Suasana pembelajaran di kelas yang dibuat memanfaatkan media pembelajaran di sekitar--
Sebagai guru dan fasilitator daerah yang telah mendapat pelatihan dari Tanoto Foundation saya harus bisa menemukan strategi yang tepat agar peserta didik bisa asyik mempelajari (SPLDV). Ada beberapa strategi yang saya terapkan agar materi tersebut dapat tersampaikan dengan mudah dan menyenangkan bagi peserta didik dalam kelas pembelajaran yang saya ampu antara lain sebagai berikut:
1. Menggunakan Media di Sekitar
Pilihlah media pembelajaran yang sederhana dan simplel, media yang dapat digunakan dalam materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) yang biasa saya gunakan adalah benda-benda yang mudah didapat seperti peralatan sekolah yang mereka bawa didalam tas, benda-benda yang ada didalam kelas. Atau meminta peserta didik membawa benda-benda berukuran kecil dari rumah seperti mainan dan benda-benda lainnya sebelum pembelajaran.
Cara ini dapat memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami bahwa belajar Sistem Persamaan Linier Dua Variabel tidaklah sulit. Walaupun menggunakan simbol-simbol namun pembelajaran ini bisa jadi sangat sederhana dan simpel dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar mereka sehingga belajar jauh lebih menyenangkan.
2. Soal Kontekstual
Dari media yang digunakan di sekitar mereka kemudian mengubahnya menjadi bentuk simbol, maka strategi selanjutnya adalah berusaha membuat soal yang berhubungan dalam kehidupan sehari melalui soal cerita. Ini tak terlepas sebagai usaha saya untuk membiasakan mereka berliterasi dan sekaligus numerasi didalam setiap pembelajaran yang saya berikan. Tidak hanya dalam bentuk angka saja namun disajikan dalam soal cerita yang kontekstual sehingga peserta didik menyadari bahwa apa yang mereka pelajari dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bentuk Permainan
Strategi selanjutnya adalah membentuk kelompok dan mengubah bentuk pembelajaran dalam suasana pasar, yang menyajikan beberapa benda-benda yang mereka punya atau mereka bawa dari rumah. Kemudian mengubah benda-benda peserta didik bawa menjadi bentuk Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dan menentukan berapa nilai dari variabel tersebut.
Dengan tiga strategi yang diterapkan didalam pembelajaran pada kelas yang diampu, hal ini memberikan dampak yang sangat baik. Dengan penerapan strategi tersebut peserta didik sangat antusias dan merasa senang, ketika pembelajaran tersebut disajikan dalam bentuk permainan dengan suasana yang berbeda.
Selain itu, materi tersampaikan dan tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan harapan, serta peserta didik mengalami secara langsung penerapan materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dalam kehidupan nyata. (*Guru SMPN 01 Kabupaten Tebo, Fasilitator Tanoto Foundation Jambi)