Baca Koran Jambi Ekspres Online

Teknologi Bukan Ancaman, Tetapi Teman Baru

SORTIR BIJI KOPI: Ibu-ibu rumah tangga yang bekerja menyortir biji kopi dan tergabung dalam Karana Global di Singaraja, Bali, Kamis (2/10/2025). FOTO: ANTARA/SITI NURHALIZA --

Program itu juga bekerja sama dengan Universitas Udayana (Unud) untuk memperkuat rantai pasok kopi dari hulu hingga hilir.

Program itu mengedepankan keyakinan bahwa jika suatu brand ingin punya  kopi yang baik maka dia harus memastikan bahwa petani kopinya juga harus sejahtera.

Melalui visi yang sederhana, terdapat setiap tegukan kopi yang membawa dampak positif bagi petani, komunitas, dan bumi. Tak hanya itu, setiap tegukan mempunyai makna bukan hanya kenikmatan, tetapi juga memberi kesan indah.

Mengubah Cara Bertani

Pilar pertama program ini adalah  memberikan 20 mesin potong rumput dan mesin Suton yakni alat pemilah biji kopi berdasarkan berat, kepada kelompok petani binaan di Kintamani.

Mesin-mesin ini bukan sekadar bantuan alat, tapi bagian dari upaya menciptakan sistem pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Mesin pemotong rumput menggantikan pestisida kimia untuk mengendalikan gulma dan mengurangi risiko kerusakan tanah dan air. Sementara mesin Suton, yang dibuat tangan oleh pengrajin dari Lampung mampu menyortir biji kopi berdasarkan berat dan kualitas.

“Biji kopi yang baik itu harus jujur. Kalau beratnya tepat, warnanya sempurna, barulah siap menjadi kebanggaan,” ucap Direktur Utama Karana Global I Kadek Edi.

Regenerasi yang Nyata

Pilar kedua  menyasar persoalan lain yang tak kalah penting mengenai krisis regenerasi petani.

Semakin sedikit anak muda yang mau bertani. Banyak yang lebih memilih bekerja di kota atau sektor lain yang dianggap lebih menjanjikan.

Untuk mengubah keadaan itu dilibatkanlah  Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Program itu melatih 15 anak muda dari keluarga petani. Mereka dibekali pengetahuan soal agrikultur berkelanjutan, inovasi produk, hingga pengembangan bisnis.

Program ini lahir sebagai respons atas temuan residu kimia yang melebihi ambang batas pada ekspor kopi arabika Kintamani ke Jepang pada akhir 2024. Dengan kolaborasi yang melibatkan akademisi dan pelaku usaha, diharapkan petani kopi Kintamani dapat meningkatkan kualitas sekaligus mempertahankan daya saing kopi Bali di panggung global.

Terlebih, komitmen ini dilaksanakan untuk mendukung posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia. Bali menjadi pusat produksi penting, terutama untuk kopi arabika.

Kabupaten Bangli memimpin produksi arabika dengan 2.164 ton, menjadikan Bali sebagai salah satu wilayah dengan potensi kopi yang terus berkembang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan