Kegiatan PESONA Tingkat SD Kabupaten Tebo Meningkatkan Keterampilan Membuat Soal Cerita Numerasi

Kegiatan monitoring langsung ke sekolah peserta saat melakukan penerapan soal cerita yang dibuat kepada peserta didik--

Oleh : Siti Mariyani, S.Pd

SALAH satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah numerasi. Numerasi adalah dasar untuk pembelajaran matematika yang lebih komplek di masa depan. Anak-anak yang memiliki pemahaman yang baik tentang numerasi cenderung lebih sukses dalam belajar konsep matematika yang lebih lanjut.


Guru SDN 149/VIII Muaro Tebo Siti Mariyani, S.Pd--

Numerasi melibatkan keterampilan pemecahan masalah, logika, dan pemikiran kritis. Anak-anak yang terampil numerasi lebih mampu menghadapi tantangan dan menyelesaikan masalah diberbagai bidang kehidupan.

Belajar numerasi memerlukan pemikiran kritis. Anak-anak harus memahami masalah, menganalisis informasi, dan merumuskan solusi. Keterampilan ini tidak hanya penting dalam matematika tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari.

Keterampilan numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari dan menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dan sebagainya), lalu mengunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk  memprediksi dan mengambil keputusan. Kemampuan numerasi menjadi kemampuan lanjutan ketika siswa sudah diajarkan matematika di dalam kelas.

Kemampuan numerasi sangat penting untuk mencapai kualitas sumber daya manusia yang mumpuni dan berdaya saing. Maka langkah awalnyanya adalah tenaga pendidik khususnya pendidikan matematika perlu memahami serta meningkatkan kemampuan literasi numerasinya terlebih dahulu agar dapat menyalurkan ke siswanya saat kegiatan belajar mengajar.

Kemampuan numerasi adalah kemampuan untuk menggunakan, memahami dan menganalisis matematika dalam konteks yang berbeda untuk memecahkan masalah yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan kita sehari-hari, matematika sangat sering digunakan, misalnya saat berbelanja, menghitung jarak atau waktu yang kita tempuh untuk pergi ke suatu tempat, menghitung luas tanah, dan semua itu membutuhkan numerasi. Dari kegiatan yang berbeda ini, keterampilan numerasi diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat.

Pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah belajar matematika. Kemampuan ini sangat diperlukan peserta didik terkait dengan kebutuhan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dan mampu mengembangkan diri mereka sendiri. Hasil analisis kesulitan memecahkan masalah pada soal cerita menunjukkan bahwa peserta didik tidak mampu memaknai kalimat pada soal cerita dan mengerjakan soal cerita tidak sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah matematika sehingga tidak dapat menyelesaikan soal dengan benar.

Begitu pentingnya numerasi dalam kehidupan menuntun siswa untuk bisa terampil dalam matematika terutama dalam berhitung, agar mereka siap menghadapi kehidupan.. Sebaliknya berdasarkan hasil Programme for International Student Assesment (PISA) peringkat nilai PISA Indonesia berdasarkan survey tahun 2018 adalah matematika peringkat 72 dari 78 negara. Nilai PISA juga cenderung stagnan dalam 10-15 tahun terakhir.

Hal inilah yang melatarbelakangi Kemendikbud mengganti UN dan fokus pada numerasi dalam Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) sebagai bekal untuk meningkatkan nilai PISA dan TIMSS pada periode berikutnya.

Berdasarkan hasil rapor pendidikan kabupaten Tebo Tahun 2022, capaian hasil belajar peserta didik di Sekolah Dasar (SD) untuk numerasi masih rendah. Skor numerasi 1,53; skor literasi 1,67 dan skor karakter 2,09 ; dalam skala 1-3. Hal ini menunjukkan bahwa aspek numerasi merupakan capaian yang paling rendah. Sementara, numerasi adalah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik untuk mempelajari konsep lain yang lebih komplek.

Untuk mengatasi kesenjangan ini, Tim Fasda Tebo Berubah mengadakan pelatihan pengembangan soal numerasi dengan kegiatan pembuatan soal cerita bermuatan numerasi untuk melatih keterampilan pemecahan masalah peserta didik Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Tebo. Kegiatan ini merupakan salah satu kegaitan Fasda Perubahan yang disponsori oleh Tanoto Foundation dengan memberikan kesempatan kepada Fasda untuk membuat proyek sesuai dengan kebutuhan

Kegiatan ini menyasar kepada kemampuan guru dalam mengembangkan pembuatan soal-soal cerita bermuatan numerasi dengan kategori perubahan, kombinasi dan perbandingan. Melatih guru dalam mengimplementasikan soal cerita numerasi dengan mengunakan teknik diagram kepada peserta didik dan membuat bank soal cerita bermuatan numerasi. Kegiatan ini diberi nama Pengembangan Soal Numerasi (PESONA).

Kegiatan PESONA lebih menekankan kepada pembuatan soal cerita dan pengimplementasiannya kepada peserta didik, ini sesuai dengan pendapat suatu penelitian yang mengemukan bahwa untuk memperbaiki kemampuan numerasi peserta didik salah satu cara yang dilakukan adalah guru harus memberikan banyak latihan soal cerita yang berbobot sehinga siswa terbiasa dalam pengimplementasian pada penyelesaiannya.

Literasi numerasi dan soal cerita memiliki koherensi yaitu menuntut peserta didik terampil dalam membaca, memahami, dan menganalisis masalah matematik.. Soal-soal literasi numerasi kebanyakan berbentuk soal cerita. Ada lagi pernyataan yang mendukung terkait hal tersebuta adalah  yang menyebutkan kemampuan literasi dasar dan numerasi dapat diasah dengan soal cerita. Jadi dapat disimpulkan bahwa soal cerita membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan matematis terutama pemecahan masalah matematika.

Pada Bulan Juli 2023 dilakukan sosialisi kegiatan PESONA bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan  Kabupaten Tebo kepada guru dan kepala sekolah sasaran proyek. Pada kegiatan ini Fasda menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilalui oleh guru sasaran dan indikator keberhasilan kegiatan atau tujuan dari kegiatan.

Kegiatan dilakuakan sebanyak tiga tahap yaitu tahap PLAN (perencanaa) dimana peserta akan mempelajari keterampilan matematis dan pembuatan soal cerita kategori perubahan, kombinasi dan perbandingan. Kegiatan dilakuakn selama satu hari secara tatap muka dengan meode I-Care.  Selanjutkan komunikasi dilakukan melalui grup whatsapp. Pada Tahap kedua yaitu Do (Pelaksanaa) dimana Fasda akan memonitoring kegiatan langsung kesekolah peserta saat melakukan penerapan soal cerita yang dibuat kepada peserta didik disatuan pendikana masing-masing. Fasda mengamati strategi guru dalam melatih peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita dan melanjutkan berdiskusi di komunitas belajar di satuan pendidikan dalam bentuk praktik baik. Pada tahap ketiga SEE (Refleksi) dimana peserta sama-sama merefleksi hasil kegiatan pelaksanaan di satuan pendidikan, menganalisis soal yang sudah dibuat dan membuat strategi pengimplementasiannya serta membuat kembali bank soal dengan kategori yang sudah ditentukan

Secara umum pelatihan dikatakan berhasil karena kehadiran peserta mulai dari tahapan sosialisasi, perencanaan, dan refleksi adalah 90% dan terlihat peningkatan kemampuan peserta  dari setiap tahapan yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa 80% sudah menerapkan soal cerita di satuan pendidikan masing-masing. Dari kegiatan juga dihasilkan buku bank soal cerita  dan aplikasi yang berisi soal-soal yang disusun oleh peserta , yang bisa digunakan di satuan pendidikan masing-masing.

Dengan dilaksanakannya kegiatan pelatihan PESONA dapat meningkatkan kemampuan numerasi peserta didik dan membekali keterampilan dalan menyelesaikan soal-soal cerita numerasi pemecahan masalah yang merupakan salah satu keterampilan matematis. Dengan pembiasaan dalam penyelesaian masalah yang berkaitan dengan soal-soal numerasi akan memudahkan peserta didik dalam penyelesaian soal-soal AKM kedepannya dan akan memperbaiki rapor pendidikan satuan pendidikan masing-masing yang muaranya peningkatan numerasi di Kabupaten Tebo kedepannya.

Kegiatan pelatihan Pengembangan Soal Numerasi (PESONA) memiliki dampak positif bagi guru, peserta didik, dan sekolah. Guru memperoleh keterampilan dalam membuat dan melatih peserta didik untuk menyelesaikan soal cerita numerasi. Sedangkan sekolah mampu meningkatkan hasil Rapor Pendidikan khususnya numerasi. (Guru SDN 149/VIII Muaro Tebo, Fasda Tanoto Foundation)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan