Dikunjungi Official dan Fans Tim Dari Berbagai Negara

KAMPOENG BATIK: Ketua Paguyuban Kampung Batik Kauman Gunawan Setiawan (kanan) dan Ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) Alpha Febela Priyatmono (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan, di Solo, Jawa Tengah, Selasa (21/11/2023). --

Cerita Kampung Batik di Solo Ikut Rasakan Dampak Piala Dunia U-17

Perhelatan Piala Dunia U-17 yang saat ini masih berlangsung di Indonesia, ternyata tidak hanya mampu melepas dahaga para pencitan bola tanah air, akan tetapi juga memberikan manfaat bagi Kampung Batik di Solo. Seperti apa ceritanya?

---

KAMPUNG Batik Solo baik Laweyan maupun Kauman mengaku ikut merasakan dampak positif penyelenggaraan Piala Dunia U-17 yang sudah dimulai sejak 10 November 2023.

Kampung batik Laweyan adalah salah satu daerah wisata yang sengaja disediakan oleh pemerintah Kota Solo untuk mengundang para wisatawan asing dan domestik melihat-lihat Batik.

 Kampung Batik Laweyan dinilai sebagai kawasan sentra Batik di Kota Solo dan sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahunn 1546 M. Kawasan ini sempat meraih kejayaannya pada tahun 1970an.

Kampung Laweyan didesain dengan konsep terpadu, dengan memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 24 ha yang terdiri dari 3 blok.

Di dalam kampung Batik tersebut, terdapat ratusan pengrajin Batik yang menjual berbagai motif, seperti Tirto Tejo dan Truntum dengan beragam variasi harga.Selain batik, Kampung Batik Laweyan juga menyimpan kekayaan arsitektur Jawa kuno.

Sementara itu, berbeda dengan Kampung Batik Laweyan, lokasi Kampung Batik Kauman dinilai lebih strategis. Apalagi letaknya yang tak jauh dari Keraton Surakarta, Masjid Agung, dan Pasar Klewer.

Saat menyusuri gang sempit Kampung Batik Kauman, mata pengunjung akan dimanjakan dengan warna-warni kain batik yang dijual di butik-butik. Tak hanya tempat menjual batik, di sana pengunjung juga dapat mengunjungi showroom batik, rumah batik, tempat latihan batik, dan lainnya.

Batik-batik itu harganya bervariasi, mulai dari puluhan ribu sampai jutaan rupiah. Selain berbelanja, pengunjung juga dapat secara langsung melihat proses membatik dan mencoba sendiri bagaimana rasanya membatik. 

Ketua Paguyuban Kampung Batik Kauman Gunawan Setiawan di Solo, Jawa Tengah, Selasa, mengatakan ada beberapa kunjungan yang berasal dari ofisial dan penonton Piala Dunia U-17.

Meski demikian, hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan berapa banyak kontribusi kunjungan dari penonton maupun official kesebelasan yang menjadi peserta piala dunia.

"Yang pasti setiap hari ada, dari kelompok ini jumlahnya puluhan yang berkunjung ke kampung kami," katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan