Ingin Cetak 1.000 Gol Sebelum Pensiun
Cristiano Ronaldo--
JAMBIEKSPRES.CO - Mega Bintang sepak bola Cristiano Ronaldo mengungkapkan ambisi besarnya mencetak 1.000 gol sebelum mengakhiri kariernya dan saat ini pemain Al Nassr dan tim nasional Portugal itu hanya membutuhkan satu gol lagi untuk mencapai tonggak 900 gol di level klub dan internasional.
Dalam wawancara eksklusif dengan mantan pemain Manchester United, Rio Ferdinand, yang dirilis dalam kanal YouTube UR Cristiano, pesepak bola Al Nassr tersebut berbicara tentang motivasinya untuk terus mencetak gol dan menjaga performanya tetap tinggi meski telah berusia 39 tahun.
"Saya ingin mencapai 1.000 gol," kata Ronaldo seperti dikutip ESPN pada Kamis. Ia memperkirakan target tersebut bisa dicapai sekitar usia 41 tahun.
"Jika saya tidak mengalami cedera, ini yang paling penting bagi saya. Saya ingin itu. Bagi saya, pencapaian terbaik yang bisa saya raih dalam sepak bola adalah mencapai, pertama, 900 gol. Setelah itu, tantangan saya adalah mencapai 1.000 gol."
BACA JUGA:BI Kenalkan Candi Muarajambi dan UMKM Lokal di Konreg PDRB-ISE
BACA JUGA:Kolaborasi Strategis Luncurkan Kerja Sama Operasi Batubara di Jambi
Sebagai pemain yang selalu kompetitif, Ronaldo menyoroti perbedaan antara gol-gol yang ia cetak dengan gol-gol para legenda terdahulu seperti Pele dan Alfredo Di Stefano, yang bermain pada era ketika kamera tidak seumum sekarang.
"Semua gol yang saya cetak ada videonya," kata Ronaldo.
Ronaldo juga menyinggung berbagai topik lain dalam wawancaranya dengan Ferdinand, termasuk kualitas permainan Liga Pro Saudi, kecintaannya terhadap sepak bola, serta kritik yang kerap diterimanya.
Ketika ditanya tentang adaptasinya bermain di Arab Saudi, Ronaldo mengatakan proses tersebut relatif mudah mengingat tantangan yang telah dia hadapi sejak menjadi sorotan pada usia muda.
"Tidak ada negara yang sempurna, jadi bagi saya adaptasinya mudah dan saya sangat senang berada di sana," ungkapnya. "Menurut saya, liganya amat sangat bagus."
Ronaldo juga menanggapi kritik yang muncul setelah menangis karena gagal mengeksekusi penalti penting dalam pertandingan melawan Slovenia, yang menentukan perjalanan Portugal menuju perempat final Euro 2024.
Meski Portugal akhirnya menang melalui adu penalti dengan skor 3-0, momen tersebut menjadi salah satu sorotan yang menarik perhatian publik.
"Tangisan itu adalah hasil dari tekanan yang saya buat untuk diri sendiri sejak saya berusia 11 tahun," jelasnya.