Membedakan Proses Pembuatan Batik Tulis dan Cap
Kolektor sekaligus Seniman Batik Dave Tjoa (ketiga kanan) saat menjelaskan motif batik dalam Pameran Batik “Kukila Khatulistiwa”--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO–Batik tulis dan batik cap adalah dua jenis batik yang sering dijumpai dengan perbedaan mencolok dalam proses pembuatan dan karakteristiknya.
Batik tulis dibuat secara manual menggunakan canting dan malam, memerlukan keterampilan yang tinggi serta waktu yang cukup lama, sehingga harganya cenderung lebih mahal.
“Jika kita memahami batik, kita dapat dengan mudah membedakan batik tulis hanya dengan melihatnya,” kata Dave Tjoa, kolektor dan seniman batik, saat menghadiri pembukaan Pameran Batik "Kukila Khatulistiwa" di Antara Heritage Center, Jakarta sebagaimana dikutip jambiekspres.co dari Antara.
BACA JUGA:Tips Perawatan Batik Penting untuk Mempertahankan Keindahan dan Kualitas
BACA JUGA:Tampilkan Fashion Show Batik Jambi Upaya Pemkot Jambi Angkat Potensi Dearah
Setiap motif pada batik tulis diciptakan dengan tangan, memberikan keunikan pada setiap karya.
Sebaliknya, batik cap diproduksi menggunakan stempel atau cap yang dicetak pada kain, menjadikannya lebih cepat dan efisien dalam proses produksinya dibandingkan batik tulis.
Meskipun motif dasar batik cap bisa mirip dengan batik tulis, terdapat perbedaan dalam penerapan motifnya.
Dave menjelaskan bahwa meskipun kualitas kain batik tulis dan batik cap umumnya serupa, perbedaan utama terletak pada proses pembuatan dan harga.
BACA JUGA:Bupati Tanjung Jabung Barat Dorong Peningkatan Wirausaha Batik
BACA JUGA:Pelatihan Membatik Untuk Menyemai Keterampilan dan Semangat Wirausaha
Batik tulis, yang memerlukan proses dan keterampilan yang lebih intensif, biasanya dijual dengan harga lebih tinggi dibandingkan batik cap.
Dave juga menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang batik bagi setiap pemiliknya. “Mengetahui motif dan makna batik lebih dari sekadar memiliki, ini tentang menghargai,” ungkapnya.
Memahami arti di balik motif batik tidak hanya menunjukkan apresiasi terhadap seni dan budaya, tetapi juga menghormati para perajin yang mengabdikan diri dalam menciptakan setiap karya dengan penuh dedikasi.
BACA JUGA:Merentang Batik Proklim di Kampung Keberagaman
BACA JUGA:Tampil Nyentrik, Mulai Dari Batik Hingga Kebaya
Dengan pemahaman yang tepat, setiap potongan batik tidak hanya menjadi pakaian, tetapi juga simbol budaya yang bernilai dan penuh makna. (*)