Erick Thohir Tegaskan Tindakan Tegas Terhadap Klub yang 'Bermain Kotor' di Liga 2
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir --
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menegaskan komitmennya untuk menindak tegas klub-klub yang terlibat dalam praktik kotor atau "bermain sabun" di Liga 2 Indonesia musim 2024/2025.
Pernyataan ini disampaikan Erick pada acara jumpa pers Liga 2 musim 2024/2025 yang digelar di Pegadaian Tower, Jakarta.
Erick menyebutkan bahwa Liga 1 Indonesia telah menunjukkan kemajuan dengan penerapan Video Assistant Referee (VAR) dan pelatihan perwasitan, termasuk penggunaan wasit asing.
Ia berharap Liga 2 dapat mengikuti jejak tersebut untuk menciptakan kompetisi yang bersih dan profesional.
BACA JUGA:Pemprov Jambi Targetkan Stadion Baru Jadi Tuan Rumah Liga Nasional
BACA JUGA:Pekan Pertama Liga Italia Serie A Dimulai dengan Laga Genoa vs Inter Milan
"Alhamdulillah Liga 1 sudah berjalan baik. Sudah ada VAR dan training perwasitan, bahkan kemarin wasit asing," ujar Erick. "Tentu Liga 2 sekarang berlanjut karena perlu satu-dua tahun untuk menstabilkan Liga 2. Supaya semua dapat menanamkan permainan bersih. Siapa yang 'bermain sabun' di Liga 2 saya sikat," tambahnya.
Musim ini, Liga 2 akan diikuti oleh 26 tim yang dibagi dalam tiga grup pada babak awal dengan format double round robin, di mana setiap tim akan bertanding dua kali melawan tim lain.
Regulasi pemain Liga 2 juga mengalami perubahan, dengan penambahan satu pemain asing menjadi tiga orang dan kewajiban mendaftarkan minimal lima pemain muda yang harus bermain selama 90 menit secara bebas.
Erick menekankan bahwa tindakan tegas ini merupakan upaya untuk menjadikan Liga 1 dan Liga 2 sebagai liga profesional yang bersih, di mana promosi dan degradasi tidak dipengaruhi oleh pengaturan skor.
"Sekarang bagaimana kita mendorong Liga 1 dan Liga 2 ini jadi liga profesional. Dan Liga 3 dan Liga 4 itu amatir," ujarnya.
Selain itu, Erick juga menyoroti pentingnya menjaga citra sponsor, dalam hal ini Pegadaian, yang telah menjadi sponsor utama kompetisi kasta kedua tersebut selama dua musim berturut-turut.
"Kalau Liga 2 ada hal yang tidak benar, saya yakin Pegadaian pasti ada hitungan secara bisnis, tidak mungkin mau bekerja sama," tegasnya.
"Mudah-mudahan antara Pegadaian dan Liga 2 seperti cinta yang lebih baik, berkepanjangan," tutup Erick. (*)