Penting Untuk Indonesia Emas Pengamalan Pancasila Oleh Pemuda

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid saat berpidato secara daring dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR di Teras Tangsel, Tangerang Selatan, Banten. ANTARA/HO-MPR.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid alias HNW mengatakan pengamalan Pancasila penting untuk dilakukan generasi muda, baik generasi milenial maupun generasi Z, untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.

Menurutnya generasi muda harus mempersiapkan diri sejak tahun 2024 ini untuk menyambut 100 tahun Indonesia. Pasalnya, dia mengatakan saat ini banyak yang menganggap bahwa generasi muda itu memiliki sifat yang pemalas, individualis, hingga tak menyukai sejarah.

"Apakah memang generasi milenial atau generasi Z seperti itu? Saya tidak yakin generasi milenial seperti dikesankan itu," kata HNW dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Dia pun mencontohkan bahwa kemerdekaan Indonesia berawal dari persiapan yang dilakukan para pemuda pada tahun 1924. Dari persiapan itu, menurutnya para pemuda menghadirkan Sumpah Pemuda pada tahun 1928 yang menjadi cikal bakal kemerdekaan Indonesia.

BACA JUGA:Muncul Gerakan Coblos Semua Paslon di Pilkada Jakarta

BACA JUGA: SAH Terus Dorong Pemerataan Pembangunan Desa dan Kota

Menurut dia, anggapan-anggapan negatif tentang generasi muda itu sengaja diciptakan agar program penjajahan gaya baru bisa berhasil ketika kita dan para generasi yang disebutkan mengamini dan membebek saja.

Anggapan tersebut, kata dia, sebenarnya bertentangan dengan Islam karena ajaran Islam tidak mengenal pemisahan generasi Z, generasi milenial, apalagi dengan adanya anggapan negatif sebagai generasi malas.

"Kalau generasi milenial atau generasi Z tidak mempelajari sejarah maka sangat mudah nanti dijajah oleh siapapun yang akan kembali menjajah Indonesia dalam berbagai bentuk penjajahan terbarunya," katanya.

Selain itu, dia mengatakan siapa pun generasi milenial adalah anak dari orang tuanya. Karena itu, menurut dia, penting bagi orangtua untuk memahami Pancasila, dan mewujudkannya sehingga dalam kehidupan sehari-hari di rumah bisa terjadi dialog.

"Termasuk anak-anak bisa melihat orang tuanya sebagai contoh terbaik bagaimana Pancasila dan agama bukan dua hal yang bertentangan, tetapi keduanya koheren dan saling mengisi serta saling menguatkan," katanya. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan