Kemarau, Hasil Perkebunan di Tanjabtim Anjlok

Salah satu gudang kopra yang berada di Desa Siau, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjabtim.--

MUARASABAK, JAMBIEKSPRES.CO–Musim kemarau yang berkepanjangan telah menyebabkan dampak serius pada hasil perkebunan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim).

Selain membuat air sumur warga mengering, kekeringan juga berdampak pada penurunan hasil panen perkebunan seperti sawit, kelapa, dan pinang.

Pardik, seorang petani sawit di Desa Siau Dalam, Kecamatan Muara Sabak Timur, mengungkapkannya.

“Biasanya, penurunan hasil panen terjadi pada sawit, diikuti kelapa, dan kemudian pinang. Sekarang, semuanya merosot secara bersamaan.”

BACA JUGA:Pemkab Tanjabtim Kekurangan 1.200 Guru, Terutama Jenjang SD

BACA JUGA:Tim Gabungan Basahi Lahan di Perbatasan Muaro Jambi -Tanjabtim

Ia menjelaskan bahwa biasanya petani sawit dapat memanen antara 2 hingga 3 ton buah sawit per hektar. Namun, saat ini petani kesulitan mencapai 2 ton per hektar.

“Sekarang kita baru pada trip pertama. Kita lihat saja bulan depan apakah akan kembali normal atau tidak. Kami berharap kondisi bisa membaik,” tambahnya.

Selain sawit, hasil panen kelapa dan pinang juga mengalami penurunan yang signifikan.

Dalam satu trip panen selama tiga bulan, produksi kelapa dan pinang menurun hingga 50 persen dibandingkan sebelumnya.

BACA JUGA:Kabut Asap Mulai Selimuti Tanjabtim, Kiriman dari Kabupaten Tetangga

BACA JUGA:133 ASN Pemkab Tanjabtim Pensiun Tahun Ini

“Biasanya, satu trip menghasilkan 5-6 ribu butir, tapi saat ini hanya sekitar 3 ribuan butir,” jelas Pardik.

Harga jual kelapa bervariasi tergantung dari para pengepul. Kelapa bisa dijual bulat dengan sistem timbangan atau diolah menjadi kopra mentah, tergantung dari jumlah hasil panen.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan