Listrik Rendah Karbon Dinilai Kunci untuk Pembangunan Daerah

Deputi Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Ervan Maksum--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Deputi Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Ervan Maksum menegaskan bahwa penyediaan listrik rendah karbon bisa menjadi solusi strategis untuk pembangunan daerah.
"Solusi pembangunan daerah dapat dioptimalkan melalui penyediaan listrik rendah karbon dengan membangun sistem transmisi energi yang dapat menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan sumber daya energi terbarukan," kata Ervan dalam acara The 3rd Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) sebagaimana dikutip jambiekspres.co dari Antara.

BACA JUGA:Dorong Penggunaan Transportasi Umum Berbahan Bakar Listrik dan Program Pengurangan Polusi

BACA JUGA:Kiat Aman Mengendarai Mobil Listrik dalam Berbagai Kondisi, Terutama Saat Hujan
Ervan menjelaskan bahwa transisi ke energi yang lebih adil dan berkelanjutan merupakan tantangan besar.

Meskipun rasio elektrifikasi nasional telah mencapai 99,83 persen, sistem tersebut masih bergantung pada bahan bakar fosil dan emisi karbon tinggi, dengan bauran energi terbarukan hanya 13,09 persen, jauh dari Vietnam.

Untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, perlu ada pengurangan pembangkit listrik yang menghasilkan emisi tinggi dan pengembangan jaringan super (super grid) yang lebih baik.

Selain itu, penting untuk memastikan akses terhadap energi yang berkualitas, terjangkau, dan berkelanjutan serta meningkatkan efisiensi dalam penyediaan dan pemanfaatan energi.
Ervan menegaskan bahwa penguatan konektivitas dan transisi energi listrik harus menjadi fokus pembangunan ke depan.

Meskipun tidak mudah untuk diimplementasikan, strategi yang komprehensif dan terpadu harus diterapkan.
"ISEW juga akan mendukung komitmen pemerintah daerah, asosiasi, dan sektor usaha dalam upaya dekarbonisasi dengan dukungan dari pemerintah pusat. Penting untuk merumuskan solusi terkait pendanaan dan regulasi yang mendukung transisi energi, termasuk meningkatkan pembiayaan investasi untuk energi listrik berkelanjutan dan mempercepat upaya transisi energi," ujar Ervan.
Dia berharap forum ISEW 2024 dapat menggali ide-ide baru untuk mempercepat pencapaian target transisi energi melalui kolaborasi lintas kementerian/lembaga, antar daerah dan pusat, kemitraan internasional, serta partisipasi publik dalam perencanaan pembangunan nasional, terutama di sektor energi ketenagalistrikan.
"ISEW 2024 diharapkan dapat menjadi platform untuk menyelaraskan arah perencanaan pembangunan. Rekomendasi dari ISEW 2024 akan menjadi masukan berharga untuk merumuskan rencana yang lebih menyeluruh dan terintegrasi, khususnya dalam menciptakan sistem energi ketenagalistrikan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi sumber daya daerah dan mendukung pembangunan nasional," tutup Ervan. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan