Pasokan Cabai Kurang
Penyebab Masih Mahalnya Cabai di Kota Jambi
JAMBI - Tingginya harga cabai di pasaran di Kota Jambi sejak beberpaa hari belakangan ini menjadi persoalan serius yang tengah dihadapi masyarakat.
Bahkan sudah sepekean lebih harga cabai mencapai Rp 100 ribu per kilogramnya.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Jambi, Amran, mengungkapkan, kebutuhan cabai di Kota Jambi mencapai 6 ton per hari.
Meskipun demikian, harga cabai belum menunjukkan penurunan dan masih berada pada tingkat harga yang tinggi.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya pasokan cabai dari beberapa produsen, termasuk daerah Pulau Jawa, Bengkulu, Padang, dan Kerinci.
Dalam beberapa pekan terakhir, pasokan cabai di bawah target 6 ton per hari, dan ini memicu hukum pasar di mana permintaan yang tinggi dan pasokan yang kurang memadai akan mengakibatkan kenaikan harga.
Situasi ini tentu menjadi beban tersendiri bagi masyarakat Kota Jambi yang merasa terbebani oleh tingginya biaya hidup, terutama pasca pandemi Covid-19 yang baru berlalu.
Bukan hanya sebagai bumbu masakan, cabai juga menjadi komoditas penting dalam ekonomi rumah tangga.
"Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah berencana mengambil langkah-langkah taktis, seperti menggelar operasi pasar, memantau stok di distributor, dan menyelenggarakan penjualan pangan murah," kata Amran.
Sejauh ini, untuk harga kebutuhan pokok lainnya masih berada pada harga yang normal.
Ketua Komisi II DPRD Kota Jambi, Junedi Singarimbun mengatakan, Pemerintah perlu memikirkan langkah jangka panjang untuk mengatasi persoalan sembako di Kota Jambi. Kata Dia, perlu upaya efektif untuk mengatasi akar permasalahan, yaitu kurangnya pasokan cabai di pasaran.
Di tengah kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi, peningkatan harga cabai bisa menjadi beban tambahan bagi masyarakat Kota Jambi.
Kata Junedi, pemerintah perlu mengambil langkah proaktif untuk meningkatkan produksi cabai di tingkat lokal.