Bicara Batu Bara Hingga Illegal Drilling

DISKUSI: Anggota DPR RI Sy Fasha di dampingi CEO Jambi Ekspres Group dan Pimpinan Perusahan Jambi Ekspres Setya Novanto saat berdiskusi dengan kru redaksi Jambi Ekspres di lantai 2 Graha Pena Jambi Ekspres, kemarin (7/10). FOTO: M RIDWAN/JE --

Pasca Dilantik Sebagai Anggota DPR RI, Fasha Kunjungi Graha Pena Jambi Ekspres

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Jambi, Sy Fasha,  berbicara terkait masalah ekonomi Jambi, terutama tentang terjadinya pergeseran gaya hidup masyarakat yang berkontribusi terhadap sepinya pasar. 

Ini disampaikan oleh Walikota Jambi periode 2013-2023 itu saat berkunjung dan berdiskusi dengan kru redaksi Harian Pagi Jambi Ekspres, kemarin (7/10).

Saat kunjungan itu, Fasha disambut oleh CEO Jambi Ekspres Group, Sarkawi, bersama Pimpinan Perusahaan Setya Novanto dan Pemred Jambi Ekspres, Pirma Satria serta kru redaksi Jambi Ekspres lainnya.

“Bukan karena masyarakat tidak punya uang, tetapi banyak yang berbelanja melalui aplikasi digital seperti GoFood dan QRIS. Hal ini menyebabkan transaksi tunai menurun dan pasar tradisional terlihat sepi,” katanya.

BACA JUGA:Ekonomi Syariah Perlu Dibangun Secara Kolektif

BACA JUGA:Yayuk Sriayudha Tuangkan Penelitian Produk Ramah Lingkungan Dalam Ujian Promosi Doktor Ekonomi FEB-Unja


Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Jambi, Sy Fasha--

Fasha juga mengakui bahwa ada banyak tantangan yang harus dihadapi Jambi, dan banyak di antaranya dapat diatasi melalui kerja sama di DPR RI. Ia mengungkapkan keinginannya untuk bergabung di Komisi VII, yang membidangi energi, dengan fokus pada isu-isu penting seperti pengaturan tambang batu bara dan illegal drilling.

“Batu bara Jambi adalah salah satu cadangan terbesar di Indonesia. Namun, pengaturan pengangkutannya masih kurang optimal. Kita perlu meninjau kembali kuota ekspor agar tidak menambah kemacetan yang bisa berdampak negatif pada perekonomian daerah,” ujarnya.

Fasha mengusulkan agar kuota ekspor batu bara dikembalikan ke angka 10 juta ton sebelum infrastruktur transportasi diperbaiki, untuk menghindari kemacetan yang dapat mengganggu distribusi.

Selanjutnya, Fasha menyoroti masalah illegal drilling yang sering terjadi di daerah. Ia menilai bahwa legalisasi kegiatan ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. “Mari kita bentuk koperasi untuk mengelola sumber daya ini, sehingga masyarakat dapat mengambil bagian dalam keuntungan. Pertamina juga harus siap menampung hasil produksi agar bisa dikelola dengan baik,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Fasha juga menyarankan agar penambang emas tanpa izin (PETI) dilibatkan dalam skema legal dengan syarat tertentu, seperti penggunaan metode yang ramah lingkungan. “Penting untuk melibatkan pemerintah daerah dalam mengatur kegiatan ini agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat tanpa merusak lingkungan,” tambahnya.

Melalui diskusi ini, Fasha berharap dapat menemukan solusi untuk berbagai tantangan yang dihadapi Jambi, sehingga potensi daerah dapat dimanfaatkan secara maksimal. Ia percaya bahwa dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, media, dan masyarakat, Jambi dapat mencapai perkembangan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan