Pengadaan Angkot Modern Batal
MENUNGGU PENUMPANG: Angkot tengah menunggu penumpang di Terminal Rawasari. Rencana pengadaan angkot modern batal karena Siginjai Sakti minta subsidi Rp 10 hingga Rp 12 juta per bulan.--
Siginjai Sakti Minta Subsidi Rp 10 Juta Per Bulan
JAMBI - Pengadaan angkutan masal atau angkutan kota (angkot) modern di Kota Jambi ditunda. Hal itu setelah pemerintah Kota Jambi mendapat balasan surat dari BUMD Siginjai Sakti. Dimana dalam surat itu, BUMD menilai angka subsidi yang diberikan tidak memadai.
"Menurut mereka angka subsidi yang kita berikan angkanya tidak sesuai dalam skala bisnis mereka, sehingga mereka tidak mampu untuk melaksanakan program itu," kata Kadishub Kota Jambi, Saleh Ridho, Selasa (28/11/2023).
Pemerintah Kota Jambi saat ini masih mengkaji opsi lain untuk melakukan peremajaan angkutan kota yang ada. Yang jelas saat ini BUMD segini Sakti tidak jadi mengelola angkutan massal sebagai upaya untuk peremajaan angkot di Kota Jambi. Hal itu dikarenakan mereka keberatan dengan Pagu Subsidi yang diajukan oleh Pemkot Jambi.
"APBD kita juga terbatas, jadi ini akan digodok ulang. Bisa saja nanti dikelola oleh pihak lain, kita memang tengah mencari opsi lain, sehingga program ini bisa terlaksana," katanya.
Kata Saleh, pemerintah hanya mampu menyediakan Rp 6 juta per angkutan per bulan.
"Versi Siginjai Sakti idealnya untuk menjalan bisnis itu subsidi Rp 10-12 juta per bulan. Itu sangat tidak mungkin," jelasnya.
Untuk program awal rencananya pemerintah akan mengadakan sebanyak 20 angkutan kota modern.
"Kalau idealnya banyak, tapi untuk awal-awal kita ajukan 20 angkutan," katanya.
Dalam rencana sebut Saleh, tahap awal ini akan dilakukan pembelian 20 unit angkot. Nantinya angkot tersebut akan melintas di dua trayek.
"Dari terminal Alam Barajo hingga terminal Rawasi, melintasi Sipin dan Simpang Kawat, karena daerah itu yang banyak penumpang. Terminal utamanya tetap Rawasari," katanya.
Sebelumnya, Direktur BUMD Siginjai Sakti, Petri Ramlie saat diwawancara sejumlah wartawan mengaku, saat ini memang bisnis angkot yang akan dikelola pihaknya itu sedang dalam proses.
"Artinya ada yang kami tunggu. Menunggu surat penugasan dari Pemkot Jambi untuk melakukan itu. Tidak bisa ditugaskan secara lisan saja, harus ada surat penugasan, karena dari situlah titik nol nya," kata Petri Ramlie.
Dijelaskan Petri, dalam hitungan bisnis, mengelola angkot ini harus ada subsidi. Jika tidak, maka BUMD Siginjai Sakti akan merugi.