Potensi Money Politik Tinggi, Karena 58,3 Persen Pemilih Menganggap Itu Wajar
Direktur Eksekutif LSI Denny JA, Toto Izul Fattah menyampaikan temuan surveinya di pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jambi 2024. --
"Politisi ini ingin bagaimanapun harus menang walaupun dengan segala cara, sehingga kondisi inilah yang menyebabkan elite-elite atau kandidat-kandidat tersebut melakukan politik uang," ucapnya, Kamis (17/10) kemarin.
Terlebih ditengah laju inflasi dan tekanan ekonomi global saat ini, termasuk kondisi ekonomi masyarakat Provinsi Jambi, godaan pemilih untuk menerima politik uang memang cukup tinggi.
"Tren ini bisa terus berkembang jika permisifitas pemilih pada politik uang masih sangat besar dan angka inflasi dan tekanan ekonomi masih menyulitkan kehidupan mayoritas pemilih pada masyarakat Provinsi Jambi," jelasnya.
Walaupun begitu, Citra dengan tegas menolak pernyataan bahwa politik uang merupakan hal yang wajar, meskipun dalam banyak survei mayoritas responden mengakui menerima uang atau pemberian yang lain, dari kandidat atau partai politik agar mereka memilih pihak pemberi.
BACA JUGA:Pjs Wali Kota Sungai Penuh Izinkan ASN untuk Mendengarkan Kampanye Politik
BACA JUGA:Kampanye Damai Jangan Hanya Slogan, Sepakat Tanpa Hoax, Sara dan Politik Uang
"Saya menilai jawaban tidak mempengaruhi kemenangan khususnya dalam kontestasi Pilgub Jambi, 'money politic itu dibenci tapi di rindukan," ujarnya.
Ia juga berpendapat bahwa money politik ini tidak berpengaruh terhadap kemenangan kandidat di Pilgub Jambi 2024.
Ia menilai semakin kesini, trennya semakin banyak pemilih yang mengatakan menerima uangnya, tetapi untuk pilihannya bisa saja memilih kandidat lain.
"Tren ini bahkan sudah terjadi di pemilih tradisional atau dari kalangan akar rumput, karena saya memandang saat ini pemilih khususnya di provinsi Jambi, memahami bahwa pilihan mereka di bilik suara sepenuhnya hanya dia yang tahu," ungkapnya.
Karena pilihan tersebut tidak dapat dibuktikan saat di bilik suara. Ketika pemilih tidak memilih calon yang memberinya uang, terlebih dalam ranah Pilgub, yang nilainya kecil dan jangkauannya sangat luas dan sangat sulit untuk dimonitor.
BACA JUGA:Deklarasi Kampanye Damai di Sarolangun, Pj Bupati Serukan Keamanan Politik
BACA JUGA:ASN di Batanghari Dihimbau Tak Terlibat Politik Pratis
"Oleh Karena itu saya menilai efektivitas politik uang semakin lama semakin rendah terhadap pengaruhnya dalam kemenangan seorang kandidat," tegasnya.
Begitupun juga kata dia yang terjadi pada kalangan pemilih rasional di Provinsi Jambi, karena akan lebih sulit lagi, untuk menjamin politik uang itu bisa mempengaruhi kemenangan.