Ajak Masyarakat Peduli Terhadap Kesehatan Otak dan Jantung
Ilustrasi-- Serangan jantung--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Dr. Astuti Giantini Sp.PK (K), MPH, mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan otak dan jantung dengan tetap aktif bergerak, meskipun telah memasuki usia lanjut.
“Orang yang tidak menjalani gaya hidup sehat dan tidak aktif bergerak memiliki risiko penyakit jantung hampir dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang aktif bergerak,” ujarnya di Depok.
Ia menekankan pentingnya memulai gaya hidup sehat sejak usia dini dengan rutin berolahraga.
"Pendidikan tentang senam pencegahan penyakit otak dan jantung sebaiknya dimulai sejak sekolah dasar," tambahnya.
RSUI berkolaborasi dengan Departemen Neurologi FKUI dan Perhimpunan Dokter Neurologi (PERDOSNI) menggelar acara bertajuk “Bergerak Bersama untuk Otak dan Jantung yang Sehat”. Acara ini bertepatan dengan peringatan Hari Stroke Sedunia, Hari Jantung Sedunia, serta Hari Dokter Nasional 2024, dan bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan otak dan jantung serta mencegah penyakit, termasuk stroke.
Kegiatan ini juga diisi dengan sesi edukasi kesehatan yang menghadirkan Dokter Spesialis Jantung RSUI, dr. Bhayu Hanggadhi Nugroho, Sp.JP, FIHA, dan Dokter Spesialis Saraf RSUI, dr. David Pangeran, Sp.N.
Bhayu Hanggadhi menjelaskan bahwa penyakit jantung disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah, katup, dan otot jantung akibat sumbatan, infeksi, atau kelainan listrik.
Ia mengingatkan bahwa mengenali kondisi tubuh, seperti tekanan darah tinggi serta kadar gula dan kolesterol yang tidak terkontrol, merupakan faktor risiko penting yang dapat menyebabkan penyakit jantung dalam waktu 5-10 tahun ke depan.
“Faktor keturunan dan usia juga berpengaruh; semakin tua, risiko semakin tinggi. Namun, usia muda tidak berarti kita bisa lalai. Gaya hidup sehat harus dimulai sejak dini, termasuk tidak merokok,” ungkap Bhayu.
Ia menambahkan, penapisan awal kesehatan dapat dilakukan dengan pemeriksaan berkala, di mana tekanan darah normal adalah di bawah 140/90 mmHg, serta menjaga berat badan ideal—lingkar perut di bawah 90 cm untuk pria dan 80 cm untuk wanita—serta kadar gula dan kolesterol yang terjaga.
“Aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, seperti jalan santai atau senam jantung, merupakan salah satu cara untuk mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah,” jelasnya.
Sementara itu, David Pangeran menjelaskan bahwa stroke adalah masalah pada pembuluh darah otak yang dapat terjadi secara mendadak.
Gejala stroke dapat dikenali dengan kata kunci “mendadak”, seperti sakit kepala tiba-tiba, kejang, atau wajah mencong.
“Jika mengalami gejala tersebut, segera bawa penderita ke rumah sakit untuk penanganan cepat, karena pemulihan saraf otak sangat terbatas,” tuturnya.
Ia menekankan bahwa meskipun gejala muncul mendadak, kerusakan pembuluh darah yang menjadi pemicu sudah terjadi lama akibat tekanan darah tinggi, kurang aktivitas fisik, dan pola hidup tidak sehat.
Dengan demikian, masyarakat diimbau untuk lebih peduli dan berinvestasi dalam kesehatan otak dan jantung demi masa depan yang lebih baik. (*)