Kemenag Siapkan Siswa Madrasah Hadapi Risiko Bencana Megathrust
Ilustrasi - Siswa SMP Negeri 17 berlindung d bawah meja saat mengikuti simulasi penanganan gempa dan tsunami di Banda Aceh.--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Kementerian Agama (Kemenag) telah meluncurkan inisiatif pelatihan bagi siswa madrasah di seluruh tanah air untuk mempersiapkan mereka menghadapi ancaman bencana, khususnya megathrust, yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya risiko bencana alam yang dihadapi Indonesia, yang dikenal sebagai negara yang berada di "Cincin Api" Pasifik.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Muchamad Sidik Sisdiyanto, menjelaskan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
"Indonesia terletak di wilayah yang rawan bencana, dan potensi megathrust memiliki dampak yang sangat destruktif. Oleh karena itu, kita perlu memastikan bahwa madrasah siap siaga dalam menghadapi ancaman ini," ungkapnya saat memberikan keterangan di Jakarta.
Pelatihan ini dilaksanakan melalui simposium yang dihadiri oleh siswa madrasah dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam kegiatan tersebut, para peserta mendapatkan pengetahuan mendalam tentang bencana megathrust, termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menanggulangi risiko yang mungkin terjadi.
Materi pelatihan mencakup berbagai aspek, mulai dari teori dasar tentang gempa bumi hingga teknik evakuasi dan pertolongan pertama.
Sidik menambahkan bahwa ancaman gempa megathrust menuntut persiapan yang matang, terutama di lingkungan madrasah yang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter generasi muda.
"Madrasah tidak hanya bertanggung jawab dalam aspek akademik, tetapi juga dalam pendidikan karakter dan kesiapsiagaan menghadapi bencana," tegasnya.
Kemenag telah melakukan pemetaan lokasi setiap madrasah untuk memudahkan langkah-langkah tanggap darurat. "Dengan adanya data yang jelas mengenai lokasi madrasah, kita bisa merencanakan strategi kesiapsiagaan bencana dengan lebih efektif," kata Sidik.
Dalam rangka meningkatkan infrastruktur dan keselamatan, pada tahun 2024, sebanyak 310 madrasah di seluruh Indonesia akan menerima bantuan pembangunan yang dibiayai oleh Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Bantuan ini akan memastikan bahwa infrastruktur madrasah memenuhi standar keselamatan, kesehatan, dan aksesibilitas, terutama bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Selain itu, Kemenag juga secara rutin mengadakan pelatihan bagi guru dan staf mengenai prosedur evakuasi dan simulasi bencana.
"Kami menyadari bahwa edukasi tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga mental. Oleh karena itu, kami menyediakan bimbingan konseling untuk membantu siswa mengelola ketakutan dan kecemasan terkait bencana," jelasnya.
Di sisi lain, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah menyiapkan lembaga pendidikan pesantren dan setara untuk berperan dalam pengurangan risiko bencana melalui program pembangunan karakter yang berbasis pada lingkungan berkelanjutan.