2 KM Jalan Rusak, Dampak Pengangkutan Material Batching Plant Tol Seksi 4 Tempino Jambi.

RUSAK: Kondisi jalan provinsi yang dilintasi angkutan Batching Plant dan Material yang dilintasi vendor jalan Tol Seksi IV Tempino-Ness. FOTO: ANDRI/JE --

Bahkan Asmadi menyatakan pihaknya sempat difasilitasi mediasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi terkait kompensasi debu.

"Kami minta kompensasi per rumah Rp 500 per Kepala Keluarga, namun vendor hanya sanggupi Rp 200, kami tak mau itu yang harus disepakati juga," jelas Asmadi. 

Pihak Kontraktor Hutama Karya (HK) Betung-Jambi-Tempino Tol Seksi 4 Tempino-Ness menekankan prinsip minimalisir dampak negatif dari aktivitas pekerjaan. Pihak HK juga akan memanggil vendor Batching Plant dan material untuk menginventarisir masalah jalan, debu dan rumah warga yang retak di RT 04 Simpang Sungai Duren.

Junior Project Director Tol Seksi 4 Jambi Ahmadi menyatakan, pihaknya telah menerima masyarakat di lapangan. Pihaknya berkomitmen menjaga lingkungan di lokasi pembangunan jalan tol.

"Lingkungan tetap kita jaga secara continue, karena kami perlu lokasi (jalan) untuk proses pekerjaan," sebut Ahmadi di lokasi (1/11/2024).

Diungkapkannya, pihaknya memiliki tim di lapangan yang langsung mendengar pengaduan masyarakat. Selama ini, kata Ahmadi, sebagian sudah dilakukan koordinasi dengan RT setempat, dan akan memaksimalkan komunikasi dengan seluruh RT dalam waktu dekat.

"Nanti kami akan realisasikan apa yang jadi masukan warga," terang Ahmadi.

Jangka pendeknya, Ahmadi menyebut akan ditingkatkan yang selama ini 4 hingga 5 kali, pengiriman jalan rutin dan perbaikan kerusakan jalan secara bertahap. 

"Untuk rumah yang retak akan kami cek dan data dulu. Tim lapangan kami akan berkomunikasi dengan masyarakat. Kita juga akan evaluasi kekurangan vendor karena kami sebagai leadernya," sebutnya.

Untuk lokasi vendor Batching Plant yang berdekatan dengan rumah warga, Ahmadi menyebut dari perencanaan memang demikian. Lantaran telah melewati proses perizinan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Muaro Jambi. 

"Prinsipnya kami meminimalkan dampak negatif ke lingkungan warga. Tapi memang Hutama Karya tak bekerja sendiri karena ada banyak vendor-vendor yang kerjasama. Jadi aspirasi warga seperti ini akan kita tampung dan evaluasi secara berkelanjutan," terangnya. (*)

Tag
Share