Keluarga Pasien Ngamuk di RSUD MHA Thalib Sungai Penuh
Keluarga pasien ngamuk di salah satu ruang di RSUD MHA Thalib Sungai Penuh.--
Krisis logistik di RSUD MHA Sungai Penuh ini memicu kritik tajam terhadap pengelolaan rumah sakit daerah yang selama ini sering dikeluhkan masyarakat.
Kekurangan bahan medis vital, seperti kain kasa, dianggap mencemaskan karena bisa menghambat perawatan darurat.
Merespons viralnya insiden tersebut, Direktur RSUD MHA Sungai Penuh, Deby Zartika, memberikan penjelasan terkait kejadian ini.
Ia menyayangkan tindakan keluarga pasien yang langsung memviralkan insiden tersebut di media sosial. Menurutnya, informasi yang beredar di media sosial tidak sepenuhnya sesuai dengan fakta yang ada.
Deby, yang masih berada di luar daerah, menjelaskan bahwa ia telah mengklarifikasi kronologi kejadian kepada bawahannya. Ia menyebutkan bahwa pasien atas nama Yogi, usia 36 tahun, langsung ditangani saat tiba di IGD.
Berdasarkan konsultasi dengan dokter bedah dr. Iwan, pasien memang memerlukan operasi.
Sebelum tindakan operasi dilakukan, pihak rumah sakit juga menanyakan status BPJS pasien, yang ternyata sudah tidak aktif.
Perawat sempat meminta istri pasien untuk mengambil visum di Apotek IGD, namun istri pasien menolak dengan alasan tidak ingin bolak-balik. Istri pasien kemudian memilih untuk membeli visum di apotek luar rumah sakit.
Setelah tidak menemukan visum di apotek luar, keluarga pasien mulai marah dan menyalahkan pihak rumah sakit, hingga akhirnya membawa pasien pulang paksa.
Deby menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah membedakan pelayanan antara pasien umum dan BPJS. “Semua kita layani dengan baik sesuai prosedur,” tandasnya. (*)