Telerobotik, Solusi Pengobatan Canggih dalam Negeri untuk Mengurangi Ketergantungan pada Luar Negeri

Prof. Dr. Agus Rizal Hamid, Spesialis Urologi dan Konsultan Onkologi RSCM saat mengunjungi Antara Heritage Center (AHC) --

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Teknologi telerobotik menjadi terobosan besar dalam dunia medis, memungkinkan prosedur bedah dilakukan jarak jauh dengan presisi tinggi.

Hal ini membuka peluang untuk mengurangi ketergantungan pasien yang mencari pengobatan di luar negeri, serta memberikan akses layanan medis canggih di daerah yang sulit dijangkau.

Prof. Dr. Agus Rizal Hamid, Spesialis Urologi dan Konsultan Onkologi RSCM, menjelaskan bahwa telerobotik memungkinkan dokter bedah untuk mengoperasikan robot medis dari konsol yang terletak di lokasi yang berbeda, bahkan di pulau yang berbeda.

Ini memberikan kesempatan bagi pasien di daerah terpencil untuk mendapatkan perawatan setara dengan fasilitas medis di rumah sakit besar.

"Dengan telerobotik, pasien yang kesulitan mengakses fasilitas medis canggih bisa mendapatkan pengobatan dengan kualitas yang setara dengan rumah sakit besar tanpa harus bepergian jauh," kata Prof. Agus saat kunjungan di Antara Heritage Center (AHC) di Jakarta.

Keunggulan utama telerobotik adalah kemampuannya untuk mengurangi kebutuhan pasien mencari pengobatan di luar negeri, yang seringkali memerlukan biaya tinggi dan prosedur rumit.

Pasien yang membutuhkan operasi dengan alat canggih kini dapat menjalani prosedur tersebut tanpa perlu terbang ke luar negeri.

Teknologi ini juga meminimalkan risiko komplikasi dan mempercepat pemulihan, yang pada akhirnya mengurangi beban biaya perawatan jangka panjang.

Contoh penerapannya, kata Prof. Agus, adalah pada operasi kanker prostat stadium awal, di mana penggunaan alat robot terbukti memiliki tingkat keberhasilan dan angka komplikasi yang lebih baik dibandingkan metode konvensional.

Namun, meskipun teknologi telerobotik menjanjikan banyak manfaat, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, yang sudah memiliki 15 robot medis.

Prof. Agus berharap dengan dukungan dari pemerintah, Indonesia dapat mempercepat adopsi teknologi ini untuk memenuhi kebutuhan medis masyarakat, mengurangi ketergantungan pada rumah sakit luar negeri, dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di tanah air. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan