Maulana-Diza akan Jadikan Kota Jambi Lebih Terintegrasi dan Inklusif
--
"Kartu Bahagia" hingga Pengelolaan Sampah Inovatif
JAMBI – Dalam debat kandidat ketiga yang digelar pada Rabu malam (13/11/2024), pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, M.K.M., dan Diza Aljosha Hazrin Nurdin, memperkenalkan sejumlah program unggulan yang bertujuan untuk menjadikan Kota Jambi lebih inklusif, sehat, dan ramah lingkungan.
Program-program yang mereka tawarkan berfokus pada isu kesehatan, pendidikan, pengelolaan lingkungan, serta peningkatan kesejahteraan bagi penyandang disabilitas. Melalui visi misi yang mereka sampaikan, pasangan ini berkomitmen untuk membangun Kota Jambi menjadi kota yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga memberikan akses yang setara bagi seluruh warganya.
"Kartu Bahagia" untuk Akses Layanan Terpadu dan Subsidi Pemerintah. Salah satu program unggulan yang diperkenalkan oleh pasangan Maulana-Diza adalah "Kartu Bahagia", sebuah inovasi yang akan mempermudah warga Kota Jambi dalam mengakses berbagai layanan dasar. Kartu Bahagia akan berfungsi sebagai kartu identitas tunggal yang terintegrasi dengan database pemerintah, memberikan akses langsung ke layanan pendidikan, kesehatan, serta subsidi untuk kebutuhan dasar lainnya. Dengan adanya kartu ini, seluruh warga Kota Jambi dapat menikmati layanan secara lebih mudah dan efisien tanpa harus mengurus banyak dokumen administratif.
Dr. Maulana menjelaskan, Kartu Bahagia akan memungkinkan warga untuk mengakses semua layanan publik melalui satu platform. Ini akan sangat membantu warga, terutama yang memiliki keterbatasan waktu atau akses, karena seluruh kebutuhan dasar mereka dapat terkelola dengan lebih baik.
Kartu ini, menurut Maulana, juga bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan data pemerintah, sehingga proses pelayanan publik menjadi lebih cepat dan terintegrasi dengan baik.
Kemudia masalah sampah menjadi isu krusial di Kota Jambi, dengan timbulan sampah yang mencapai sekitar 430 ton per hari. Untuk itu, pasangan Maulana-Diza menggagas program pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan dan berbasis masyarakat. Salah satu langkah utama yang mereka tawarkan adalah pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) serta pembentukan bank sampah di tingkat Rukun Tetangga (RT).
Program ini bertujuan untuk mendorong warga memilah sampah sejak dari rumah, sehingga sampah yang masih memiliki nilai ekonomi bisa diproses dan didaur ulang. "Kami ingin mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah, dengan memberikan mereka peluang untuk menghasilkan pendapatan tambahan melalui bank sampah. Selain itu, hal ini juga dapat mengurangi beban anggaran pemerintah dalam pengelolaan sampah," ujarnya.
Pasangan Maulana-Diza juga berencana untuk memanfaatkan TPA Talanggulo, yang kini berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), untuk menciptakan produk briket dari sampah yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Konsep Kampung Bahagia juga akan digulirkan untuk melibatkan masyarakat secara langsung dalam pengelolaan sampah, dengan harapan keberlanjutan program ini dapat terjaga dengan baik.
Disisi bidang pendidikan, pasangan Maulana-Diza berkomitmen untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan berbasis teknologi. Program digitalisasi sekolah akan menjadi salah satu prioritas mereka, di mana mereka berencana memperluas jaringan fiber optik untuk memastikan semua sekolah di Kota Jambi memiliki akses internet yang memadai. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di kota ini, dengan memberi kesempatan bagi guru dan siswa untuk mengakses berbagai sumber belajar secara online.
Selain itu, pasangan ini juga memperkenalkan program libur bagi guru saat jadwal libur pelajar, yang bertujuan untuk memastikan para pendidik dapat terus memberikan pengajaran dengan semangat dan energi yang baru. "Kami ingin guru-guru kami merasa lebih segar dan bersemangat saat mengajar, sehingga kualitas pendidikan yang mereka berikan juga semakin baik," kata Maulana.
Program ini juga menempatkan perhatian khusus pada anak berkebutuhan khusus (ABK) dan penyandang disabilitas. Pasangan Maulana-Diza berjanji akan meningkatkan jumlah guru yang terlatih khusus untuk menangani ABK, serta membuka pelatihan-pelatihan bagi guru dan penyandang disabilitas bekerja sama dengan universitas. Selain itu, mereka juga berencana untuk menyediakan infrastruktur pendidikan yang ramah disabilitas serta sarana belajar digital yang dapat mempermudah akses bagi siswa-siswa penyandang disabilitas.
Dalam sesi debat, Diza Aljosha juga menekankan pentingnya kebijakan kesetaraan lapangan kerja bagi penyandang disabilitas dan ABK. Pasangan Maulana-Diza mendukung penuh kebijakan dari Kementerian yang mewajibkan alokasi 1 persen lapangan kerja di instansi swasta dan 2 persen di instansi pemerintah untuk penyandang disabilitas dan ABK. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kerja yang setara bagi kelompok tersebut dan memperluas akses mereka ke dunia kerja.
"Kami ingin memastikan bahwa penyandang disabilitas dan ABK tidak hanya dipandang sebagai penerima bantuan sosial, tetapi juga memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Kota Jambi," ujar Diza. Langkah ini juga diharapkan dapat mengurangi stigma terhadap penyandang disabilitas dan ABK, serta memberikan mereka kesempatan untuk mandiri secara finansial.